Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Harga si kuning emas catat kenaikan dalam enam hari beruntun. Kekhawatiran pasar akan peluang terjadinya hard Brexit jadi penyebab utama terdongkraknya harga emas.
Mengutip Bloomberg, Senin (16/1) pukul 17.56 WIB harga emas kontrak pengiriman Februari 2017 di Commodity Exchange melambung 0,49% ke level US$ 1.202,10 per ons troi dibanding hari sebelumnya.
Rally ini merupakan kenaikan terpanjang harga emas sejak 4 November 2016 lalu. Pelaku pasar berbondong memburu aset safe haven seperti emas untuk melindungi asetnya dari ketidakpastian.
“Emas memang mulai tahun 2017 ini dengan catatan yang memuaskan, saat ini pelaku pasar menaruh posisi bullish pada emas untuk pertama kalinya dalam dua bulan terakhir,” tutur Jordan Eliseo, Chief Economist Australian Bullion Co seperti dikutip dari Bloomberg.
Hal ini juga ditunjukkan oleh kepemilikan emas di Exchange Traded Funds (ETF) yang naik 2,5 ton menjadi 1.771,7 ton per Jumat (13/1) kemarin. Belum lagi jelang pelantikan Presiden AS yang baru, Donald Trump pada akhir pekan nanti juga turut menyudutkan posisi USD.
Pelaku pasar cenderung wait and see mengingat dalam jumpa pers sebelumnya, Trump cenderung menutupi dan tidak transaparan akan kebijakan ekonominya ke depannya. “Tertahannya pergerakan USD turut menyumbang kesempatan emas naik lagi seperti sekarang. Belum lagi kondisi politik global juga masih penuh ketidakstabilan,” ujar Eliseo.
Sehingga wajar kenaikan harga masih terus terjadi, setidaknya hingga nanti pelantikan Trump berlangsung dan melihat bagaimana pidato tersebut ditanggapi oleh pelaku pasar.
Apalagi di awal pekan ini nyaris tidak ada dukungan data ekonomi terbaru AS yang bisa jadi penentu pergerakan bagi emas dan USD untuk jangka pendek.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News