Reporter: Michelle Clysia Sabandar | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara naik karena faktor cuaca yang ekstrem di beberapa negara dengan empat musim. Adanya kebutuhan untuk mengunakan alat pendingin, listrik membutuhkan batubara sebagai energi pembangkit listrik.
Setelah menembus level tertinggi pada US$ 109,80 per ton pada perdagangan Senin (4/6), harga batubara terkoreksi tipis ke US$ 109,60 per ton pada Selasa (5/6). Ini adalah harga batubara untuk pengiriman Juli 2018 di ICE Futures. Awal pekan, harga batubara mencapai level tertinggi sejak Maret 2013.
Analis Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono mengatakan, penggunaan batubara yang banyak tidak hanya di musim dingin tapi juga di musim panas. "Energi dan cuaca mempunyai kaitan yang kuat, kebutuhan inilah yang mempengaruhi permintaan," kata Wahyu kepada Kontan.co.id, Rabu (6/6).
Wahyu menambahkan harga batubara masih berpontensi untuk naik. "Kenaikan ini fundementalnya sebenarnya sudah diduga dan diantisipasi," imbuh Wahyu.
Harga batubara saat ini bisa terbilang cukup agresif dan menurut Wahyu, hal ini disebabkan oleh faktor dari China. Permintaan batubara masih tinggi di negara dengan penduduk terbesar dunia ini.
Secara teknikal harga batubara masih di atas moving average 50, 100, 200 membentuk formasi bullish. RSI 14 di level 77,62% mendekati 80% hampir overbought, stochastic di level 97,20% di atas 80 overbought.
Wahyu merekomendasikan sell on strength. Dia memproyeksikan harga batubara besok akan berada di support US$ 109-US$ 108,20-US$ 107,50 dan resistance US$ 110-US$ 110,80-US$ 111,50 per metrik ton. Sepekan, harga batubara akan berada di kisaran US$ 105-US$ 113 per metrik ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News