kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.858   20,00   0,13%
  • IDX 7.303   107,83   1,50%
  • KOMPAS100 1.122   17,21   1,56%
  • LQ45 893   16,28   1,86%
  • ISSI 223   2,00   0,91%
  • IDX30 457   8,66   1,93%
  • IDXHIDIV20 551   11,40   2,11%
  • IDX80 129   1,83   1,44%
  • IDXV30 137   2,38   1,77%
  • IDXQ30 152   3,03   2,03%

Kenaikan harga batubara angkat prospek kinerja Bukit Asam (PTBA)


Kamis, 11 Oktober 2018 / 19:45 WIB
Kenaikan harga batubara angkat prospek kinerja Bukit Asam (PTBA)
ILUSTRASI. Conveyor belt Milik PT. Bukit Asam (PTBA)


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Bukit Asam Tbk (PTBA) bangkit di 2018. Ini berkat tren kenaikan harga batubara serta upaya efisiensi yang dilakukan emiten ini.

Pada semester I-2018, PTBA mencetak pendapatan Rp 10,53 triliun, naik 17% dibanding periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 8,97 triliun. Volume penjualan batubara juga meningkat 8% menjadi 12,22 juta ton.

Namun sebetulnya, jika ditelisik secara kuartal, pendapatan PTBA di kuartal II 2018 justru turun 16,9% secara kuartalan menjadi Rp 4,77 triliun. Begitu pula laba bersih yang melorot 22,5% secara kuartalan menjadi Rp 1,12 triliun.

Analis Samuel Sekuritas Arandi Ariantara menilai, turunnya pendapatan dan laba secara kuartalan tersebut disebabkan permintaan listrik PLN yang menurun. “Terlihat dari penjualan listriknya yang tidak optimal. Selain itu, penerapan harga domestic market obligation (DMO) dengan price cap di US$ 70/ton di kuartal II 2018, membatasi kinerja optimal PTBA,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (11/10).

Kendati demikian, Arandi optimistis, kinerja PTBA hingga akhir tahun ini akan menghasilkan hasil manis. Ia melihat realisasi penjualan pada semester pertama yang baru mencapai 47% dari target 2018, diyakini akan digenjot pada semester II 2018. “Terutama kembali normalnya kegiatan manufaktur dan industri pasca Lebaran dan bulan puasa, memberikan dorongan permintaan listrik PLN di semester II 2018 dan secara tidak langsung juga mendorong produksi batubara PTBA,” imbuhnya.

Arandi memperkirakan, penjualan penjualan batubara kalori tinggi PTBA sebesar 1 juta ton untuk pasar ekspor, berpotensi membantu PTBA memonetisasi kenaikan harga batubara saat ini. Harga batubara saat ini sebesar US$ 105,9/mt, naik 26% yoy.

Tak hanya volume penjualan yang diprediksi meningkat, Arandi menebak, laba bersih PTBA di semester II 2018 akan tumbuh 62% menjadi Rp 4,2 triliun. Sehingga sampai akhir tahun 2018, Arandi memproyeksikan total pendapatan PTBA mencapai Rp 26,02 triliun dengan total laba bersih sebesar Rp 6,7 triliun.

“Peningkatan laba dan pendapatan diproyeksi melalui kenaikan penjualan batu bara ekspor dan domestic serta efisiensi biaya produksi,” imbuh Arandi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×