kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Kenaikan harga batubara angkat prospek kinerja Bukit Asam (PTBA)


Kamis, 11 Oktober 2018 / 19:45 WIB
Kenaikan harga batubara angkat prospek kinerja Bukit Asam (PTBA)
ILUSTRASI. Conveyor belt Milik PT. Bukit Asam (PTBA)


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Bukit Asam Tbk (PTBA) bangkit di 2018. Ini berkat tren kenaikan harga batubara serta upaya efisiensi yang dilakukan emiten ini.

Pada semester I-2018, PTBA mencetak pendapatan Rp 10,53 triliun, naik 17% dibanding periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 8,97 triliun. Volume penjualan batubara juga meningkat 8% menjadi 12,22 juta ton.

Namun sebetulnya, jika ditelisik secara kuartal, pendapatan PTBA di kuartal II 2018 justru turun 16,9% secara kuartalan menjadi Rp 4,77 triliun. Begitu pula laba bersih yang melorot 22,5% secara kuartalan menjadi Rp 1,12 triliun.

Analis Samuel Sekuritas Arandi Ariantara menilai, turunnya pendapatan dan laba secara kuartalan tersebut disebabkan permintaan listrik PLN yang menurun. “Terlihat dari penjualan listriknya yang tidak optimal. Selain itu, penerapan harga domestic market obligation (DMO) dengan price cap di US$ 70/ton di kuartal II 2018, membatasi kinerja optimal PTBA,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (11/10).

Kendati demikian, Arandi optimistis, kinerja PTBA hingga akhir tahun ini akan menghasilkan hasil manis. Ia melihat realisasi penjualan pada semester pertama yang baru mencapai 47% dari target 2018, diyakini akan digenjot pada semester II 2018. “Terutama kembali normalnya kegiatan manufaktur dan industri pasca Lebaran dan bulan puasa, memberikan dorongan permintaan listrik PLN di semester II 2018 dan secara tidak langsung juga mendorong produksi batubara PTBA,” imbuhnya.

Arandi memperkirakan, penjualan penjualan batubara kalori tinggi PTBA sebesar 1 juta ton untuk pasar ekspor, berpotensi membantu PTBA memonetisasi kenaikan harga batubara saat ini. Harga batubara saat ini sebesar US$ 105,9/mt, naik 26% yoy.

Tak hanya volume penjualan yang diprediksi meningkat, Arandi menebak, laba bersih PTBA di semester II 2018 akan tumbuh 62% menjadi Rp 4,2 triliun. Sehingga sampai akhir tahun 2018, Arandi memproyeksikan total pendapatan PTBA mencapai Rp 26,02 triliun dengan total laba bersih sebesar Rp 6,7 triliun.

“Peningkatan laba dan pendapatan diproyeksi melalui kenaikan penjualan batu bara ekspor dan domestic serta efisiensi biaya produksi,” imbuh Arandi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×