kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Permintaan batubara dari China masih solid, saham PTBA layak dilirik


Jumat, 05 Oktober 2018 / 15:06 WIB
Permintaan batubara dari China masih solid, saham PTBA layak dilirik
ILUSTRASI. Conveyor belt Milik PT. Bukit Asam (PTBA)


Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten sektor pertambangan diprediksi masih akan bertumbuh hingga akhir tahun nanti.

Analis Mirae Asset Sekuritas Andy Wibowo Gunawan mengatakan, ia tetap mempertahankan prediksi harga batubara sepanjang sisa tahun 2018 dan 2019 di level US$ 90 per ton dan US$ 95 per ton.

Andy bilang, alasan ia mematok target demikian lantaran permintaan batubara China masih solid dan impor batubara akan meningkat lebih lanjut dalam waktu dekat.

"Dalam jangka menengah, kami memperkirakan China akan menjaga harga batubara global dengan harga yang wajar sekitar US$ 90 per ton karena 19,9% dari total PDB China berasal dari pusat-pusat produksi batubara dan utang bersih perusahaan-perusahaan batubara China ke ekuitas masih tinggi pada kuartal II 2018, di level 0,51 kali," paparnya dalam riset, Rabu (26/9).

Andy melanjutkan, pada Agustus lalu total produksi batubara China mencapai 296,6 juta ton, mendekati rata-rata 35 bulannya. "Sebaliknya jumlah pasokan batubara di enam PLTU besar di China melonjak menjadi 15,2 juta ton di Agustus, naik 54,4% year to date dan 38,8% year on year untuk mengantisipasi musim dingin di kuartal IV 2018," ujarnya.

Ia lalu mengungkapkan bahwa, mengingat tujuan China untuk mengurangi polusi dan masih membutuhkan batubara untuk menghadapi musim dingin. "Kami berharap China mengimpor lebih banyak batu bara dari Indonesia untuk mengurangi polusi," tambahnya.

Sementara itu, analis Kresna Sekuritas Robertus Yanuar Hardy melihat bahwa emiten-emiten di sektor tambang cukup tahan banting dengan pelemahan rupiah. "Pelemahan rupiah justru jadi dampak positif untuk emiten sektor pertambangan sebab mereka bertransaksi menggunakan dollar," kata Robertus, Jumat (5/10).

Ia juga melihat kinerja emiten-emiten tambang masih akan terus bertumbuh karena harga batubara sedang naik.

Dengan perkiraan harga batubara global tahun 2018 dan 2019 yang belum berubah, maka Andy masih merekomendasikan untuk membeli saham PTBA dengan target harga jangka panjang di level Rp 5.000 per saham.

Sedangkan Robertus merekomendasikan untuk membeli saham PTBA di level Rp 4.900 per saham. Pada hari ini pukul 14.39 WIB, harga saham PTBA naik 1,06% ke Rp 4.760 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×