kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kenaikan harga aluminium tertekan Brexit


Minggu, 01 September 2019 / 16:11 WIB
Kenaikan harga aluminium tertekan Brexit
ILUSTRASI. Batang aluminium


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana pertemuan Amerika Serikat (AS) dan China pada September memberi sentimen positif bagi pergerakan harga komoditas, termasuk aluminium. Namun, penguatan harga aluminium cenderung terbatas karena persoalan Brexit.

Mengutip Bloomberg, Jumat (30/8) harga aluminium untuk pengiriman tiga bulan di LME stagnan di US$ 1.753 per metrik ton. Padahal, beberapa pekan terakhir, setelah AS menunda pemberlakuan tarif atas barang China yang senilai US$ 300 miliar, harga aluminium sempat naik meninggalkan harga terendahnya sejak 2015 yang berada di US$ 1.745 per metrik ton pada Rabu (7/8).

Baca Juga: KADI mulai penyelidikan antidumping produk impor baja lapis aluminium seng

Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan harga aluminium yang sudah membaik tetapi bergerak stagnan karena tertekan persoalan Brexit yang kembali memanas. Belakangan, Perdana Menteri Inggirs Boris Johnson mengupayakan keras meloloskan Brexit tanpa kesepakatan dengan meminta Ratu Elizabeth II untuk menunda rapat kerja atau reses Parlemen Inggris.

"Brexit memanas, membuat dollar AS menguat dan berpotensi membuat harga aluminium berbalik jatuh," kata Ibrahim, Jumat (30/8).

Hingga sepekan ke depan, Ibrahim memproyeksikan harga aluminium berpotensi menguat secara terbatas karena persoalan tarik ulur perang dagang AS dan China serta Brexit. Selain itu, potensi harga aluminium kembali stagnan cukup besar jelang pengumuman tingkat suku bunga The Fed di bulan ini.

Baca Juga: Inilah tanggal-tanggal penting dalam masa perang dagang AS-China

"Pelaku pasar mengharapkan suku bunga The Fed naik 50 basis poin, jika kenaikannya tidak agresif, maka itu belum cukup untuk menggerakkan harga aluminium lebih tinggi lagi," kata Ibrahim.

Di kondisi seperti ini, Ibrahim merekomendasikan buy dengan analisis teknikal bolinger band MA 40% berada di atas bollinger band bawah. Sementara, stochastic berada di area positif 70% yang menandakan harga masih berpotensi naik. Namun, indikator MACD dan RSI masih memberi sinyal wait and see.

Dalam sepekan depan, Ibrahim memproyeksikan harga aluminium berada di rentang US$ 1.725 per metrik ton hingga US$ 1.810 per metrik ton.

Baca Juga: Pemerintah akan proteksi impor yang masuk dari China

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×