Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Harga emas semakin berkilau di tengah kekhawatiran ekonomi global. Meski emas berpeluang terus menanjak, kenaikan mulai terbatas lantaran membaiknya bursa saham global.
Putu Agus Pransuamitra, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures menyatakan, meski dalam tren bullish, penguatan harga emas mulai terbatas. "Bursa saham mulai stabil sehingga menurunkan efek emas sebagai safe haven," ujarnya.
Di samping itu, Perdana Menteri China Li Keqiang tidak hanya memberi pernyataan yang positif untuk emas, tetapi juga bagi bursa saham. Li menargetkan pertumbuhan ekonomi China sebesar 6,5% - 7% tahun ini serta akan menurunkan pajak bagi perusahaan. Ini menjadi sentimen positif bagi bursa saham dan menahan laju penguatan emas.
Outlook ekonomi BOJ (Bank sentral Jepang) yang disampaikan awal pekan ini menurut Putu tak memberi dampak signifikan pada pergerakan harga emas. BOJ memberi sinyal belum akan menambah stimulus ekonomi dalam waktu dekat.
Sebaliknya, ECB (Bank sentral Eropa) pekan ini diprediksi akan memberi stimulus untuk mengangkat inflasi. Ini menguntungkan emas yang bisa dipakai sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi.
Putu menduga level tertinggi emas tahun ini di kisaran US$ 1.320 per ons troi. "Harga emas bisa lebih tinggi lagi jika terjadi gejolak finansial. Apalagi di pertengahan tahun Inggris akan melakukan referendum terkait keanggotaan di zona Eropa," lanjut dia.
Mengutip Bloomberg, Senin (7/3) pukul 18.07 WIB, harga emas kontrak pengiriman April 2016 di Commodity Exchange turun tipis 0,1% ke level US$ 1.269,5 per ons troi dibanding sehari sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News