kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kenaikan cukai rokok gerus laba HM Sampoerna (HMSP) 15,6% pada semester I 2021


Kamis, 09 September 2021 / 18:14 WIB
Kenaikan cukai rokok gerus laba HM Sampoerna (HMSP) 15,6% pada semester I 2021
ILUSTRASI. Direktur Utama PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) Mindaugas Trumpaitis. Kenaikan cukai rokok gerus laba HM Sampoerna (HMSP) 15,6% pada semester I 2021.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen rokok, PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) mencatatkan penurunan margin laba kotor menjadi 18,6% pada semester I 2021 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 21,8%.

Presiden Direktur HMSP, Mindaugas Trumpaitis menjelaskan penurunan tersebut terutama disebabkan kenaikan cukai signifikan.

Sebagai pengingat, pada tahun 2020, tarif cukai untuk Sigaret Kretek Mesin (SKM) meningkat 25,9% dan berlanjut naik 14,2% pada 2021. Sementara itu, tarif cukai Sigaret Kretek Tangan (SKT) naik 11,7% pada 2020 dan tidak mengalami kenaikan pada 2021.

Hal tersebut juga menyebabkan penurunan laba bersih HMSP pada paruh pertama tahun ini. Selama enam bulan kemarin, Sampoerna membukukan laba bersih sebesar Rp 4,1 triliun atau turun 15,6% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 4,9 triliun.

Baca Juga: Perusahaan rokok: HMSP, GGRM hingga Djarum dapat insentif cukai belasan triliun

"Dengan ini, kontribusi pembayaran pajak kami kepada pemerintah turun 2,5% atau lebih rendah Rp 800 miliar dari tahun lalu," ujarnya dalam paparan publik, Kamis (9/9).

Kendati begitu, perusahaan masih tetap mampu menjaga penjualan pada paruh pertama tahun ini. Di semester I-2021, penjualan HMSP tercatat tumbuh 6,5% menjadi Rp 47,6 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 44,7 triliun.

Capaian itu, menurut Mindaugas, tak lepas dari kenaikan volume sebesar 3,9% menjadi 40 miliar batang dibandingkan semester I-2020 sebanyak 38,5 miliar batang. Selain itu juga dari inovasi yang dilakukan perusahaan dalam meluncurkan produk baru.

 

Ia memaparkan, November 2020 perusahaan telah meluncurkan inovasi pada produk SPT (sigaret putih tangan) dengan memperkenalkan produk Marlboro Crafted 12. Mindaugas menjelaskan, produk ini awalnya hanya tersedia di Bali dan Sumatra, tetapi saat ini distribusinya sudah menjangkau seluruh Indonesia dengan pangsa pasar nasional sebesar 0,3%.

Baca Juga: GGRM, HMSP hingga Djarum dapat insentif cukai hingga belasan triliun



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×