Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Penggemukan fasilitas Bilateral Swap Agreement (BSA) antara pemerintah China dan Tanah Air menjadi angin segar bagi harga Surat Utang Negara (SUN).
Rata-rata harga obligasi pemerintah yang tercermin pada INDOBeX Government Clean Price pada Rabu (18/11) naik 0,18% dibandingkan hari sebelumnya menjadi 105,88.
Analis Fixed Income MNC Securitites I Made Adi Saputra menjelaskan, ada dua katalis positif yang mengangkat harga SUN kemarin.
Pertama, rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) per Oktober 2015 yang tercatat 0,2%. Angka tersebut jauh di bawah target Negeri Paman Sam yang dipatok 2% agar mulai bisa mengerek suku bunga acuannya.
"Hal tersebut mendorong spekulasi dari pelaku pasar bahwa meskipun Bank Sentral Amerika akan mulai untuk menaikkan tingkat suku bunga acuannya di bulan Desember 2015, kenaikannya diperkirakan juga tidak begitu besar," tuturnya.
Kedua, adanya penambahan fasilitas BSA antara pemerintah Indonesia dengan China. Negeri Tirai Bambu bakal menambah fasilitas BSA hingga mencapai CHY130 miliar (US$20 miliar) dari sebelumnya CHY100 miliar (US$ 15 miliar).
"Ini akan mengurangi ketergantungan permintaan dollar Amerika terlebih menjelang rencna Bank Sentral Amerika untuk menaikkan tingkat suku bunga acuannya," paparnya.
Tren positif tersebut juga terlihat pada aksi investor yang cukup aktif dalam melakukan transaksi pada perdagangan Rabu (18/11).
Lihat saja volume perdagangan yang dilaporkan kemarin mencapai Rp 8,76 triliun, mengalami peningkatan dibandingkan dengan volume perdagangan sebelumnya, dari 35 seri SUN yang diperdagangkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Terkait
Harga SUN bergerak terbatas
Pergerakan SUN hari ini bakal terbatas
