Sumber: CoinDesk,Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Harga Bitcoin terjungkal pada Jumat (26/11) setelah penemuan varian baru virus corona yang berpotensi kebal terhadap vaksin membuat investor membuang aset berisiko.
Mengacu data CoinDesk, harga Bitcoin pada Jumat (26/11) pukul 17.40 WIB ada di US$ 54.825,39 atau turun 5,72% dibanding posisi 24 jam sebelumnya. Posisi ini terendah sejak 12 Oktober lalu.
Mengutip Reuters, angka tersebut berada di jalur penurunan satu hari terbesar sejak 20 September, dan telah merosot lebih dari seperlima sejak mencapai rekor tertinggi hampir US$ 70.000 awal bulan ini.
Para ilmuwan mengatakan, varian baru tersebut, yang terdeteksi di Afrika Selatan, Botswana dan Hong Kong, memiliki kombinasi mutasi yang tidak biasa dan mungkin bisa menghindari respons imun atau membuatnya lebih menular.
Baca Juga: Pasar saham merah, harga Bitcoin malah melorot ke US$ 56.000
"Penyebaran (varian baru), terutama ke negara lain, bisa semakin melemahkan selera investor," kata Yuya Hasegawa dari bursa kripto Bitbank yang berbasis di Tokyo, Jepang, kepada Reuters.
"Kenaikan harga Bitcoin kemungkinan akan terbatas dan pasar harus bersiap untuk kerugian lebih lanjut," ungkap dia.
Melansir CoinDesk, penurunan harga Bitcoin di tengah penghindaran risiko di pasar saham menunjukkan, mata uang kripto belum menemukan penerimaan sebagai lindung nilai yang aman.
Menurut JPMorgan, reli harga Bitcoin pada Oktober lalu terutama didorong oleh ekspektasi lonjakan inflasi dan daya tarik lindung nilai inflasi dari mata uang kripto.
Baca Juga: 10 Mata uang kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Dogecoin sempat terdepak