Reporter: Harris Hadinata,Diade Riva Nugrahani,Putri Novita T | Editor: Test Test
Jakarta. Harga emas kembali mendapat energinya. Selama dua hari terakhir, harga logam mulia ini naik pesat. Pada perdagangan 22 September lalu, harga emas untuk kontrak pengiriman Desember di Chicago Board of Trade menembus angka US$ 900 per troy ounce, dan berhasil ditutup di level US$ 908 per troy ounce.
Artinya, hanya dalam sehari, harga emas naik 5,47%. Sementara dari harga terendahnya di tanggal 11 September lalu, yaitu US$ 745,3 per troy ounce, harga emas sudah melompat 21,8%. Selasa (23/9), sampai pukul 21.00 WIB, harga si aurum ini terkoreksi sedikit menjadi US$ 905,5 per troy ounce.
Ada beberapa hal yang menyebabkan harga emas terkerek naik. Pertama, upaya pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk menyelamatkan industri finansial mereka ternyata tidak mendapat respon yang baik dari para pelaku pasar.
Sebabnya, pasar meragukan usaha penyelamatan tersebut bisa berjalan baik. Sebagaimana diketahui, pemerintah AS menyiapkan dana sampai US$ 700 miliar untuk membereskan kekacauan di pasar finansial mereka. "Pelaku pasar khawatir angka tersebut bisa naik sampai US$ 2 triliun," tandas Nico Omer Jonckheere, Wakil Presiden Riset dan Analisis Valbury Asia Futures, di Jakarta Selasa (23/9).
Hal tersebut membuat nilai tukar dolar terhadap banyak mata uang melemah. Dus, investor pun berpindah mencari instrumen investasi yang dianggap lebih aman. "Walaupun penyelamatan berjalan, masih ada krisis kepercayaan, karena memompa utang nasional akan melemahkan dolar, dan emas pasti mendapat untung," papar Matt Zeman, trader di LaSalle Futures Group kepada Bloomberg.
Kedua, harga emas juga tertolong oleh kenaikan harga minyak. Hari Senin kemarin, perdagangan minyak untuk kontrak bulan Oktober berakhir dengan kenaikan drastis harga minyak mencapai US$ 120,92 per barel. Artinya, dalam sehari harga minyak naik 15,66%.
Para analis melihat penguatan harga emas ini masih bisa berlanjut. Pasalnya, "Investor belum tahu arah penyelamatan sektor finansial ini kemana, jadi hal ini memberikan sentimen negatif terhadap sektor perbankan AS," terang Analis Paramitra Alfa Securitas, Gina Novrina Nasution.
Analis memperkirakan dalam kisaran seminggu ke depan emas akan bergerak menuju US$ 950 per troy ounce. "Buat saya tidak akan mengejutkan kalau emas akan mencapai US$ 950 di akhir minggu ini," ucap Jonathan Jossen, trader emas di COMEX.
Setali tiga uang, Radityo Setyo Wibowo, Kepala Riset Monex Investindo Futures mengatakan selama beberapa waktu ke depan emas akan bergerak di kisaran US$ 800 - US$ 950 per troy ounce. "Mata uang dolar masih bisa terkoreksi," jelasnya.
Sekadar catatan, selama dua hari terakhir harga-harga komoditas kembali meroket. Indeks Reuters/Jefferies CRB, yang merupakan indeks harga dari 19 komoditas, sampai kemarin bertengger di 371,97, atau naik 9,03% dari posisi terendahnya di tanggal 16 September, yaitu 341,17. "Saat ini bisa dikatakan kita memasuki era komoditas lagi," cetus Radityo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News