kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kembangkan digitalisasi farmasi, Kimia Farma (KAEF) bakal gelar rights issue


Selasa, 13 Juli 2021 / 10:59 WIB
Kembangkan digitalisasi farmasi, Kimia Farma (KAEF) bakal gelar rights issue
ILUSTRASI. Apotek milik PT Kimia Farma Tbk (KAEF)


Reporter: Kenia Intan | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten farmasi PT Kimia Farma Tbk (KAEF) berencana melakukan penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau rights issue. 

Nantinya, HMETD diberikan kepada peara pemegang saham untuk mengambil bagian dalam penerbitan surat utang wajib konversi atau Obligasi Wajib Konversi (OWK). Kemudian, OWK akan dikonversi menjadi sebanyak-banyaknya 2,78 miliar saham seri B dengan nilai nominal Rp 100

"OWK tersebut ditawarkan melalui mekanisme Penawaran Umum Terbatas I (PUT I) serta dilaksanakan sesuai dengan ketentuan POJK HMETD. Jumlah penerbitan OWK akan disesuaikan dengan keperluan dana perusahaan," kata manajemen KAEF dalam keterbukaan informasi yang dikutip Kontan.co.id, Senin (12/7). 

Lebih lanjut diungkapkan, dalam hal terjadi perubahan jumlah saham yang akan diterbitkan sebagai hasil konversi OWK, KAEF akan mengumumkannya bersamaan dengan panggilan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan digelar pada 27 Juli 2021.

Adapun KAEF bermaksud melaksanakan PUT I dalam jangka waktu yang wajar untuk dilakukan, akan tetapi tidak lebih dari 12 bulan sejak nanti disetujui pemegang saham dalam RUPSLB. 

Bagi pemegang saham yang tidak menggunakan haknya untuk memesan OWK dan konversi atas OWK telah dilaksanakan, maka pemegang saham tersebut akan terkena dilusi atas persentase kepemilikan saham perusahaan maksimum sebesar 33,35%. 

Baca Juga: Kimia Farma (KAEF) tegaskan vaksinasi gotong royong bukan komersialisasi

 

Asal tahu saja, saat ini KAEF tengah berupaya memperkuat sisi operasionalnya dengan melakukan transformasi digital agar proses dari hulu ke hilir, dari pabrik, distribusi, dan ritel farmasi akan terhubung semua dalam sistem Teknologi Informasi.

"Dengan digitalisasi  farmasi, manajemen memperkirakan industri farmasi bisa  menghemat biaya operasional," seperti yang tertulis dalam keterbukaan informasi. 

Adapun KAEF sedang mengembangkan pemasaran di jalur digital saat ini. Sejak Agustus 2020, KAEF meluncurkan aplikasi Kimia Farma Mobile yang memungkinkan pelanggan untuk dapat memperoleh layanan kesehatan hanya dengan menggunakan gawai. 

Sekadar informasi, KAEF memiliki beberapa pabrik yang memproduksi bahan baku obat, obat jadi, obat herbal, kina, yodiumserta produk-produk turunannya, minyak nabati dan kosmetik. Segmen manafuktur dijalankan oleh entitas induk dan juga entitas anak dan didukung oleh riset dan pengembangan, distribusi dan perdagangan, pemasaran, ritel farmasi, laboratorium klinik dan klinik kesehatan. 

Secara umum, produk yang dihasilkan KAEF terbagi dalam enam lini produksi yaitu etikal, obat bebas, generik, narkotika, lisensi, dan bahan baku.

Selanjutnya: Realisasi masih rendah, Kadin dorong percepatan vaksinasi gotong royong

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×