Reporter: Muhammad Kusuma | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah makin perkasa. Pada penutupan perdagangan Senin (13/1), rupiah di pasar spot ditutup menguat 0,71% ke Rp 13.673 per dolar AS. Ekonom memperkirakan rupiah masih berpotensi menguat pada perdagangan besok.
Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan menguatnya rupiah didorong faktor fundamen ekonomi dalam negeri yang menunjukkan kinerja positif. Kinerja positif dalam negeri berhasil menarik minat investor global.
Baca Juga: Rupiah ditutup di level Rp 13.673 per dolar AS, rekor sejak Februari 2018
“Inflasi kita terjaga dan pertumbuhan relatif stabil,” tuturnya pada Kontan.co.id.
Sebagai catatan, Indonesia berhasil menjaga stabilitas inflasi di bawah 3%. Sedangkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif stabil di level 5%.
Data cadangan devisa Indonesia yang membesar juga menopang rupiah. Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan, cadangan devisa Indonesia bertambah US$ 2,2 miliar menjadi US$ 126,4 miliar di bulan Desember 2019.
Lelang global bond Indonesia yang kelebihan permintaan alias oversubscribe juga berandil mendorong penguatan rupiah. Oversubscribe pada lelang obligasi menunjukkan minat investor yang tinggi terhadap Indonesia. “Oversubscribe menambah pasokan valas dalam negeri,” jelasnya.
Baca Juga: Indonesia, UAE sign business deal worth about US$ 23 billion
Ekonom Bank Negara Indonesia (BNI) Ryan Kiryanto menambahkan penguatan rupiah juga didorong oleh faktor eksternal. Pertama, adanya optimisme pasar terhadap perekonomian global menjelang ditandatanganinya kesepakatan dagang fase I antara Amerika Serikat (AS) dan China pada Rabu (15/1).
“Pasar optimistis akan ada kesepakatan fase II menyusul fase I,” tutur Ryan.