Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penantian pasar terhadap kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan China membuat rupiah perkasa. Buktinya, Senin (13/1) rupiah di pasar spot ditutup menguat ke level Rp 13.673 per dolar AS.
Mengutip Bloomberg, pada penutupan hari ini, mata uang Garuda naik 0,72% dibandingkan penutupan Jumat (10/1). Posisi kurs rupiah kali ini juga menjadi yang terkuat sejak Februari 2018 lalu.
Selain itu, kurs rupiah menjadi mata uang yang paling tinggi penguatannya di kawasan Asia. Penguatan tertinggi selanjutnya dicetak oleh won Korea yang melesat 0,45%. Disusul yuan China yang naik 0,44%.
Ringgit Malaysia dan peso Filipina masing-masing menguat 0,36% dan 0,32%. Sementara yen Jepang dan dolar Hong Kong harus tertunduk di hadapan dolar AS.
Direktur Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, sentimen bagi mata uang Asia datang dari penantian terhadap penandatanganan kesepakatan dagang fase pertama yang bakal dilakukan Rabu (15/1) mendatang.
"Dengan adanya kesepakatan dagang ini, AS berniat memangkas bea masuk sebesar 15% terhadap produk impor China senilai US$ 120 miliar menjadi 7,5% saja," jelas dia.
Selain itu, sentimen dari data tenaga kerja AS membuat the greenback tertahan. Mengingat, walau berhasil mempertahankan tingkat pengangguran ke level terendah, tetapi pertumbuhan upah masih melambat.
Karena itu, Ibrahim masih memprediksi mata uang Garuda kembali menguat ke level Rp 13.645-Rp 14.695 per dolar AS pada perdagangan Selasa (14/1).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News