Reporter: Recha Dermawan | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melorot 0,78% atau 54,31 poin ke 6.886,58 pada akhir perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (4/10).
Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Fajar Dwi Alfian memprediksikan bahwa IHSG akan bergerak dengan rentang support 6.809 dan resistance 6.930 untuk perdagangan Kamis (5/10).
Dia menyebut, yield obligasi AS yang kini bergerak di level tertinggi sejak 2007 masih menjadi perhatian pasar saham.
Analis Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang menyebut, IHSG sempat uji critical level 6.850 di Rabu (4/10) sebelum akhirnya pada akhir perdagangan ditutup di 6.886,58. Dengan pelemahan tersebut terjadi pelebaran negative slope pada MACD dan Stochastic RSI tertahan pada oversold area.
Baca Juga: Wall Street Terdongkrak Pelemahan Data Tenaga Kerja AS
Oleh karena itu, dia memprediksikan IHSG akan bergerak dengan kisaran support 6.790 dan resistance 6.810 pada perdagangan Kamis (5/10).
“Risiko yang tidak terduga yang sedang membayangi pasar keuangan global serta pernyataan hawkish Ketua Federal Reserve dalam FOMC terakhir menjadi salah satu faktor yang dinilai memicu sikap wait and see pelaku pasar saat ini,” kata Alrich kepada Kontan.co.id, Rabu (4/10).
Investor pun mengalihkan aset ke instrumen safe haven sehingga turut mengerek indeks dolar sebesar 2,73% dalam sebulan terakhir. Indeks dolar melanjutkan kecenderungan penguatan sejak pertengahan Juli 2023.
Baca Juga: IHSG Melemah ke 6.886 Hari Ini (4/10), BBCA, BBNI, BMRI Paling Banyak Net Buy Asing
Penguatan indeks dolar tersebut berdampak pada pelemahan nilai tukar rupiah. Kurs rupiah melemah 2,23% pada periode yang sama.
Menurut Alrich, kondisi di atas diikuti kecenderungan net sell investor asing dari pasar modal Indonesia dengan akumulasi net sell investor asing yang mencapai Rp 4 triliun dalam satu bulan terakhir. Alhasil, langkah wait and see investor di Indonesia juga terjadi meskipun data ekonomi domestik relatif solid.
Dengan berbagai sentimen yang ada, Alrich mengatakan sebaiknya para pelaku pasar jangan terlalu agresif dan dapat mencermati peluang buy on support pada saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI), dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News