kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Kelolaan reksadana indeks melonjak 495% dalam setahun


Rabu, 14 Maret 2018 / 21:12 WIB
Kelolaan reksadana indeks melonjak 495% dalam setahun
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia - IHSG


Reporter: Grace Olivia | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah dana kelolaan atau asset under management (AUM) reksadana indeks melesat. Berdasarkan data Infovesta Utama, per akhir Februari 2018, kelolaan reksadana indeks mencapai Rp 5,52 triliun. Jumlah tersebut melonjak 495% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu hanya Rp 926,83 miliar.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menjelaskan, tingginya minat investor terhadap produk reksadana berbasis indeks menjadi faktor utama pertumbuhan dana kelolaan. Dua hingga tiga tahun ke belakang, reksadana yang dikelola secara pasif ini memang mencatat imbal hasil yang lebih baik dibandingkan reksadana saham konvensional.

Akhir tahun lalu, rata-rata imbal hasil reksadana saham cuma 11%. Sementara, rata-rata kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 19,9%. "Memang, sampai saat ini tidak ada reksadana saham yang konsisten mengalahkan indeks terus menerus. Makanya, investor yang ingin lebih pasti profit dan dapat imbal hasil mirip indeks lebih tertarik ke reksadana indeks," ujar Wawan.

Ambil contoh, Simas IDX30 racikan Sinarmas Asset Management didapuk sebagai reksadana indeks dengan kinerja terbaik tahun lalu yaitu dengan return mencapai 26%.

Seperti yang diketahui, dalam reksadana indeks dikenal konsep tracking error. Semakin dekat kinerja produk reksadana dengan indeks acuannya, semakin kecil pula tracking error-nya, maka semakin baik kinerja produk tersebut. "Jadi, tujuan reksadana indeks memang bukan mengalahkan indeks acuan, tapi justru menghasilkan kinerja semirip mungkin," papar Wawan.

Selain konsistensi imbal hasil, investor juga tertarik karena biaya manajemen pengelolaan reksadana indeks jauh lebih murah daripada reksadana konvensional lain. Kendati dikelola secara pasif, perubahan portofolio reksadana indeks biasanya hanya dilakukan sekitar enam bulan sekali, mengikuti perubahan indeks acuannya.

Dengan begitu, umumnya fee reksadana indeks hanya dipatok tidak lebih dari 1% dari nilai transaksi. Sementara, fee reksadana saham, misalnya, bisa mencapai 2%-3%. Belum lagi, biasanya semakin besar dana kelolaan, akan semakin besar pula biaya manajemennya.

Wawan menilai, antusiasme investor terhadap produk reksadana indeks masih akan terus tumbuh. Ia memproyeksi, AUM reksadana indeks bisa bertambah menjadi sekitar Rp 8 triliun pada akhir tahun 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×