Reporter: Dimas Andi | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana kelolaan reksadana pendapatan tetap sepanjang Novermber 2017 tumbuh 3,51% dibandingkan bulan sebelumnya menjadi Rp 99,3 triliun. Angka tersebut menempatkannya sebagai produk reksadana dengan pertumbuhan dana kelolaan tertinggi pada bulan tersebut.
Managing Director, Head Sales and Marketing Henan Putihrai Asset Management, Markam Halim mengatakan, pertumbuhan dana kelolaan reksadana pendapatan tetap tak lepas dari membaiknya pasar obligasi nasional. “Sehingga banyak manajer investasi yang mau masuk ke obligasi,” katanya, Rabu (20/12).
Asal tahu saja, pada bulan lalu, Indonesia Composite Bond Index (ICBI) mampu tumbuh 2,25% ke level 239,46.
Membaiknya pasar obligasi domestik pada bulan November juga ditandai dengan bertambahnya dana dari investor asing. Mengutip Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, kepemilikan asing pada reksadana bulan lalu melonjak Rp 34,61 triliun menjadi Rp 830,81 triliun.
Markam yakin, selama kebijakan suku bunga rendah diberlakukan oleh Bank Indonesia, pasar obligasi seharusnya masih akan berkinerja positif. Alhasil, dana kelolaan reksadana pendapatan tetap masih bisa tumbuh lebih besar dari yang ada sekarang.
Ia menilai kenaikan Fed Fund Rate ataupun reformasi pajak Amerika Serikat belum akan mempengaruhi kinerja reksadana pendapatan tetap dalam waktu dekat. Pasalnya, perlu dilihat terlebih dahulu kinerja perusahaan-perusahaan di AS ketika kedua kebijakan tersebut diberlakukan.
"Lagi pula, dengan yield obligasi kita yang cukup tinggi, investor asing akan hati-hati melepas kepemilikannya,” katanya.
Sekadar informasi, dana kelolaan seluruh produk reksadana milik HPAM hingga akhir November mencapai Rp 5 triliiun. Adapun dana kelolaan reksadana pendapatan tetap di kisaran Rp 100 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News