Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak turun hampir US$ 1 per barel pada awal pekan ini karena kekhawatiran atas banjir produksi minyak dan kemuraman ekonomi yang disebabkan oleh pandemi virus corona.
Mengutip Reuters, Senin (11/5) pukul 09.30 WIB harga minyak mentah berjangka jenis Brent kontrak pengiriman Juli 2020 turun 73 sen, atau 2,4%, ke US$ 30,24 per barel.
Sementara harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Juni 2020 turun 81 sen, atau 3,3%, menjadi US$ 23,93 per barel.
Baca Juga: Banjir pasokan masih terjadi, harga minyak mentah dibuka melemah 1%
Kedua tolok ukur harga minyak ini telah mencatatkan kenaikan selama dua minggu terakhir karena negara-negara telah melonggarkan kebijakan lockdown dan pembatasan sosial yang diberlakukan untuk mengatasi virus corona.
Hal tersebut akhirnya membuat permintaan bahan bakar melambung sedikit. Di sisi produksi minyak di seluruh dunia juga menurun.
Tetapi kemungkinan tanda-tanda gelombang kedua infeksi virus corona mulai muncul. Yakni di kawasan timur laut China dan Korea Selatan yang kembali mengkhawatirkan investor bahkan ketika lebih banyak negara mulai melakukan pengurangan pembatasan pandemi dalam langkah-langkah yang dapat mendukung permintaan minyak.
"Mereka telah menghapus beberapa kebijakan tapi apakah itu berarti yang lebih buruk sudah berakhir untuk saat ini?" kata Tony Nunan, manajer risiko senior di Mitsubishi Corp di Tokyo.
Permintaan minyak global telah anjlok sekitar 30% karena pandemi virus corona membatasi pergerakan orang di seluruh dunia. Hal ini membangun persediaan secara global.
"Perusahaan minyak menghadapi banyak tantangan karena penurunan permintaan yang tiba-tiba," kata analis minyak dan gas GlobalData Haseeb Ahmed dalam sebuah catatan.
"Amerika Utara sedang berjuang menghadapi kekurangan kapasitas penyimpanan. Mungkin hanya masalah waktu, sebelum Amerika Serikat (AS) kehabisan ruang penyimpanan."
Baca Juga: Harga emas bertahan di atas US$ 1.700 per ons troi dengan kekhawatiran Covid-19 baru
Kekhawatiran bahwa Amerika Serikat kehabisan ruang penyimpanan memicu harga WTI berada di wilayah negatif bulan lalu, mendorong beberapa produsen AS untuk memangkas produksi.
Karena dampak ini, jumlah rig minyak dan gas yang beroperasi di AS turun menjadi 374 dalam pekan yang berakhir 8 Mei. Berdasarkan data Baker Hughes Co, ini jadi rekor terendah sejak tahun 1940.
"Orang-orang dikejutkan oleh seberapa cepat AS menutup produksi dan itulah yang dibutuhkan untuk mendukung harga," kata Nunan.
"Ada 10 hari lagi sebelum kontrak Juni berakhir ... jika kontrak WTI dapat menghindari crash hingga kadaluwarsa, mudah-mudahan kita telah melihat dasar dari harga minyak."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News