kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.966.000   6.000   0,31%
  • USD/IDR 16.809   77,00   0,46%
  • IDX 6.747   23,86   0,35%
  • KOMPAS100 973   4,71   0,49%
  • LQ45 756   1,94   0,26%
  • ISSI 214   1,53   0,72%
  • IDX30 392   0,58   0,15%
  • IDXHIDIV20 469   -1,18   -0,25%
  • IDX80 110   0,56   0,51%
  • IDXV30 115   -0,19   -0,17%
  • IDXQ30 128   -0,04   -0,03%

Kehadiran KIK Milik BP Tapera Bisa Berdampak Positif Terhadap Industri Reksadana


Kamis, 23 Desember 2021 / 20:41 WIB
Kehadiran KIK Milik BP Tapera Bisa Berdampak Positif Terhadap Industri Reksadana
ILUSTRASI. BP Tapera memiliki dua produk KIK, yakni Pemupukan Dana Tapera Pasar Uang, dan yang terbaru Pemupukan Dana Tapera Pendapatan Tetap.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kontrak Investasi Kolektif (KIK) dan Efek Beragun Aset (EBA) menjalani tahun yang suram pada 2021. Pasalnya, dari segi dana kelolaan, produk ini menyusut dalam.

Berdasarkan data Infovesta Utama, pada akhir 2020, dana kelolaan KIK - EBA masih sebesar Rp 18,99 triliun. Namun, pada akhir November 2021 jumlahnya menyusut menjadi Rp 16,71 triliun atau turun 12,01%.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana, mengatakan turunnya dana kelolaan tersebut lebih diakibatkan beberapa produk yang sudah jatuh tempo, namun jumlah penerbitan produk yang baru belum signifikan jumlahnya. Menurutnya, salah satu penyebabnya adalah arus kas pada masa pandemi Covid-19 saat ini memang masih belum pulih.

“Terlebih lagi, dengan adanya kasus KIK EBA milik Garuda, persepsi terhadap produk ini pun cukup memburuk. Investor lebih pilih produk obligasi, yang risikonya lebih rendah dibanding KIK-EBA yang menggunakan aset keuangan sebagai jaminan,” kata Wawan kepada Kontan.co.id, Kamis (23/12).

Baca Juga: BP Tapera Jadi Operator Investasi Pemerintah untuk Penyaluran FLPP

Namun, Wawan mengapresiasi kehadiran salah satu produk KIK terbaru, yakni Pemupukan Dana Tapera milik BP Tapera. Adapun, BP Tapera telah memiliki dua produk KIK, yakni Pemupukan Dana Tapera Pasar Uang, dan yang terbaru Pemupukan Dana Tapera Pendapatan Tetap.

KIK Pemupukan Dana Tapera sendiri merupakan wadah yang digunakan untuk peningkatan nilai. Nantinya, pertambahan ini memberikan kesempatan BP Tapera untuk meningkatkan alokasi pada dana pemanfaatan yang menjadi sumber pembiayaan perumahan bagi peserta, baik untuk kebutuhan pemilikan rumah pertama, bangun rumah sendiri, maupun kebutuhan renovasi.

Seperti diketahui pembentukan KIK Pemupukan Dana Tapera merupakan produk khusus di pasar modal yang diperuntukkan bagi pengelolaan investasi pemupukan dana Tapera sebagaimana diamanatkan UU No 4 Tahun 2016 tentang Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera), PP 25 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Tapera, POJK No. 66 Tahun 2020, dan Peraturan BP Tapera Nomor 5 Tahun 2021 di mana BP Tapera menunjuk Manajer Investasi untuk pengelolaan KIK Pemupukan Dana Tapera tersebut

Adapun tujuh Manajer Investasi yang dipilih adalah PT Manulife Aset Managemen Indonesia PT BNI Asset Management, PT Bahana TCW Investment Management PT Batavia Aset Manajemen, PT Danareksa Investment Management PT Mandiri Manajemen Investasi, dan PT Schroder Investment Management.

Merujuk data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per 30 November 2021, masing-masing MI mengelola dana kelolaan sebesar Rp 117,64 miliar. Artinya jika dijumlahkan, dana kelolaan KIK Pemupukan Dana Tapera Pendapatan Tetap mencapai Rp 823,48 miliar

Baca Juga: Penyaluran Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Perbankan Semakin Dilirik

Wawan menyebut, kehadiran KIK milik BP Tapera ini merupakan sebuah terobosan yang positif untuk industri reksadana. Pasalnya, berbeda dengan KIK-EBA pada umumnya, KIK milik BP Tapera secara produk dikemas seperti reksadana. 

Hal ini membuat pengelolaan lebih prudent dan kembangkan pasar modal Indonesia. Namun, produk ini bukan untuk investor umum, melainkan khusus untuk peserta tapera yang sudah terdaftar. Sementara bagi BP Tapera, pengelolaan investasi juga jauh lebih baik karena dikelola oleh Manajer Investasi.

"Jadi, dengan dana kelolaan yang masuk ke industri reksadana, ini membuat (industri) lebih baik karena sambil mengembangkan. Semoga ke depannya, makin banyak BP lain yang ikut membuat produk seperti ini, misal KIK BPJS atau KIK Jamsostek," imbuh Wawan.

Sementara bagi peserta yang masuk ke dalam KIK seperti ini, keuntungannya adalah pengelolaan investasi jadi lebih transparan. Wawan menyebut investor jadi bisa melihat kinerja instrumen secara berkala, serta lebih dijamin keamanannya karena di bawah OJK.

Baca Juga: Jumlah Investor Pasar Modal Meningkat 89,58%, Inovasi Teknologi Jadi Pendorongnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×