kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kedaung Indah pasang target konservatif tahun ini


Jumat, 08 Juni 2018 / 14:02 WIB
Kedaung Indah pasang target konservatif tahun ini
Paparan publik Kedaung Indah


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen enamel dan kemasan kaleng, PT Kedaung Indah Can Tbk (KICI) tak ingin muluk-muluk dalam menetapkan target bisnis di tahun ini. Pelemahan daya beli dan mahalnya harga bahan baku menjadi hambatan utama perseroan.

Hadi Muliyono, Direktur PT Kedaung Indah Can Tbk mengatakan perseroan belum berani mematok target pertumbuhan yang tinggi. "Bisa bertahan seperti tahun lalu saja sudah bagus," sebutnya saat paparan publik perseroa, Jumat (8/5).

Tahun lalu, perusahaan meraih pendapatan bersih Rp 113 miliar. Menurut Hadi perusahaan mengusahakan di 2018 ini agar dapat meraih hasil yang sama dengan tahun lalu. "Sebab daya beli masyarakat masih terlihat lesu," katanya.

Sampai kuartal I-2018, baik penjualan lokal maupun ekspor tercatat turun. Untuk penjualan lokal misalnya turun 17% menjadi Rp 14,89 miliar, sedangkan penjualan ekspor negatif 49% menjadi Rp 5,52 miliar.

Meski ekspor turun drastis, Hadi mengatakan prospek margin keuntungan di pasar luar negeri masih cukup baik. "Maka dari itu kami berencana masuk ke ritel modern di Amerika Serikat (AS), saat ini tengah penjajakan," sebutnya.

Salah satu ritel tersebut yang tengah diprospek KICI ialah Walmart di AS. Nantinya KICI akan menyuplai produk enamel ke toko-toko yang ada di negeri Paman Sam tersebut.

Penjualan produk enamel masih mendominasi pendapatan perseroan, hingga kuartal I 2018 porsinya mencapai 65% dari total pendapatan atau Rp 13,76 miliar. Sedangkan sisanya 35% atau Rp 6,64 miliar berasal dari penjualan kaleng (can).

Saat ini, kata Hadi, kapasitas produksi pabrikan untuk enamel sekitar 6.750.000 set per tahun, sedangkan untuk kaleng sebanyak 1.650 ton per tahun. "Divisi enamel utilitasnya sekitar 50% sementara kaleng sudah 70%," papar Hadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×