Reporter: Kenia Intan | Editor: Herlina Kartika Dewi
Sementara, tertinggi setelahnya ICBP dengan pertumbuhan 8,85% ytd. Disusul dengan ROTI dan INDF yang masing-masing 8,33% ytd dan 7,72% ytd. Sementara itu, dua saham lainnya IMAS dan SIMP justru mengalami penurunan 53,94% ytd dan 14,78% ytd.
Nafan melihat masing-masing dari saham tersebut memiliki prospek positif. Sebut saja LSIP yang akan ditopang dengan pemintaan CPO yang meningkat karena kebijakan pemerintah B20 dan B30.
Kondisi ini akan baik bagi emiten CPO dalam jangka panjang. Sementara untuk produk-produk hilirnya yang berada di bawah SIMP dilihat masih menarik di pasar.
Baca Juga: Harga Sudah Naik Tinggi, Saham Indofood (INDF) Tetap Bisa Diakumulasi
Sementara untuk ICBP dan INDF, Nafan melihat kedua emiten tersebut masih baik karena pasar yang merespon baik terhadap produk-produknya terutama mie instan. Termasuk juga ROTI, produknya yang unggul dalam harga bisa menopang penjualan.
" Ini paling penting karena menyangkut daya beli," katanya.
Terakhir, koreksi harga saham paling dalam terjadi pada IMAS. Hal ini dinilai wajar sebab sektor otomotif selama setahun ini juga dinilai lesu.
Adapun lesunya sektor otomotif salah satunya dipicu oleh momentum pemilihan umum.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News