Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SINGAPURA. Setelah kemarin melemah, mata uang Asia menguat. Keperkasaan mata uang Asia terjadi setelah pertumbuhan ekonomi China di kuartal III berhasil melampaui prediksi analis. Hal ini sedikit banyak membantu meredakan kecemasan kenaikan suku bunga China yang dipercaya akan memperlambat laju pertumbuhan Negeri Panda itu.
Dolar Singapura dan Taiwan mengalami reli terbesar dalam seminggu terakhir setelah China memberikan sinyal untuk memperkuat yuan dengan mengatur nilai patokan harian terhadap dolar AS.
"Data dari China menunjukkan perekonomian masih berjalan baik dan mereka dapat terus memperkuat yuan. Kondisi ini akan mendorong mata uang Asia untuk menguat. Hari ini, China juga mengatur agar yuan menguat. Apalagi dalam pertemuan G20 nanti, Geithner (Menteri Keuangan AS) akan menekan China untuk melakukan apresiasi atas mata uangnya," papar Ho Woei Chen, regional economist United Overseas Bank Ltd di Singapura.
Asal tahu saja, pada pukul 11.42 waktu Singapura, dolar Singapura menguat 0,4% menjadi S$ 1,3015. Sedangkan dolar Taiwan menguat 0,4% menjadi NT$ 30,796, baht Thailand menguat 0,2% menjadi 29,85, ringgit Malaysia menguat 0,1% menjadi 3,1150, dan peso Filipina menguat 0,1% menjadi 43,310.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Terkait
