Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Portofolio bisnis PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) baik berupa lahan maupun tanamannya sudah berada dalam tahap dewasa alias mature. Dengan kata lain, AALI sudah memasuki fase dimana ruang gerak bisnisnya sudah sulit berkembang lagi.
"Ketika sudah mature, maka sisi downstream perlu diperbesar, salah satunya produk olein," tambah Rudy.
Ini juga yang menjadi dasar perseroan mempersiapkan satu pembangunan pabrik PKS di Sulawesi. Investasi yang disiapkan Rp 500 miliar. Sebelumnya, perseroan juga telah merampungkan pabrik di Aceh. Dengan begitu, kapasitas produksi AALI saat ini naik dari sebelumnya 1.435 ton tandan buah segar (TBS) per jam jadi 1.480 ton TBS per jam.
TBS, setelah diolah akan menjadi crude palm oil (CPO). Nah, produk turunan CPO ini banyak, diantaranya adalah minyak goreng dan olein. Jadi, jika produksi TBS semakin besar maka produksi minyak goreng dan olein pun juga lebih banyak.
Rudy masih merahasiakan target pendapatan bsinis downstream-nya ini kedepan. Yang pasti, perseroan akan menyasar pasar ekspor untuk produk minyak goreng dan olein.
Sebab, pasar di dalam negeri khususnya untuk minyak goreng sudah cukup sesak. Jadi, perseroan lebih memilih ekspor karena harganya juga lebih kompetitif.
Selama ini, sekitar 30% dari pendapatan konsolidasi AALI berasal dari pasar ekspor. "Ke depan, kami ingin porsinya menjadi 50% seiring dengan penguatan sisi downstream," tambah Rudy.
Catatan saja, sisa capex Rp 2 triliun hanya akan digunakan untuk perawatan tanaman perseroan. Rudy bilang, tahun ini AALI tidak berencana menambah lahannya lagi. Hingga kuartal I lalu, capex tersebut baru terserap sekitar Rp 420 miliar, semuanya untuk keperluan perawatan lahan tertanam.
Kuartal I lalu, AALI mencatat mencatatkan pendapatan bersih Rp 3,01 triliun atau turun 6,81% dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp3,23 triliun. Meski demikian, perseroan berhasil mencatatkan laba.
Perseroan berhasil mencatatkan laba yang bersih Rp 417,54 miliar atau tumbuh hingga 167,49% dari pencapaian periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp156,09 miliar. Ini karena AALI emncatat keuntungan selisih kurs Rp 245,16 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News