kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tembaga masih dalam tren pelemahan


Kamis, 28 September 2017 / 23:41 WIB
Tembaga masih dalam tren pelemahan


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Sempat dibuka menguat pada awal perdagangan, tembaga melanjutkan tren koreksi pada perdagangan London Metal Exchange hari ini Kamis (28/9).

Mengutip Bloomberg pukul 14:08, harga spot tembaga berada di level US$ 6.394 atau turun 0,7% dari penutupan sebelumnya di US$ 6.437 per ton.

Padahal komoditas ini baru mengecap angka tertinggi pada awal September lalu di US$ 6.917 per ton dan sempat dibuka menguat pada awal perdagangan di US$ 6.446 per ton.

"Minggu lalu ada pemangkasan rating kepada China, itu mempengaruhi proyeksi ekonomi China dan mengganggu demand tembaga," jelas Andri Hardianto analis Asia Trade Point Futures saat dihubungi KONTAN, hari ini.

Pangkas peringkat yang dialami China oleh lembaga Standard & Poor's menjadi A+ dari AA- ini merefleksikan perlambatan ekonomi.

Apalagi pekan depan negara tirai bambu ini akan libur selama sepekan dan menyebabkan bursa Shanghai yang menjadi acuan global terhenti. Libur yang dimulai dari 30 September hingga 8 October ini merupakan bagian dari libur nasional Golden Week.

Ada pula sentimen terbatas berasal dari ketegangan di semenanjung Korea di mana investor mulai mengurangi porsi investasi metal dengan menjual kontrak mereka di bursa LME. "Korea Selatan mengamankan asetnya," jelas Andri.

Mengutip Bloomberg, negara ginseng tersebut merupakan lokasi penyimpanan terbesar untuk tembaga LME, sepertiga pasokan tersimpan di negara tersebut. Inventarisnya telah naik 17% tahun ini seiring tarik ulur antara pemain yang ingin menekan harga atau memajukan persebaran.

Hari ini Bloomberg melaporkan sebanyak 4.400 ton tembaga ditambahkan pada gudang Korea Selatan dan membuat total komoditas di 227.275 ton.

Namun Andri meyakini, sentimen terbesar bakal berasal dari China yang menjadi negara pengimpor tembaga terbesar.

Tembaga bakal melanjutkan tren koreksi dengan mengacu pada grafik moving average (MA) 50 memasuki area sell, namun MA 100 dan 200 di level beli. Sedangkan serentak grafik lain memberikan indikasi Sell, yakni Relative Strength Index (RSI) di area 41,5, Stochastic di level 30,5 dan Moving Average Convergence Divergence negatif.

Untuk Jumat (28/9) esok, harga tembaga akan bergerak di US$ 6.350-US$ 6.500 per ton. Sedangkan sepekan adalah US$ 6.300 - US$ 6.580 per ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×