kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Keberlangsungan pemilu akan memengaruhi lelang SBN di kuartal II


Minggu, 07 April 2019 / 12:00 WIB
Keberlangsungan pemilu akan memengaruhi lelang SBN di kuartal II


Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki kuartal kedua 2019, lelang Surat Berharga Negara (SBN) dinilai masih akan berlangsung ramai. Namun, berhubung ada agenda pemilihan umum, kemungkinan nilai penawaran yang masuk secara akumulatif tidak akan setinggi di kuartal pertama.

Senior VP & Head of Investment Recapital Asset Management Rio Ariansyah mengatakan, sebagian besar investor sebenarnya masih mencermati perkembangan kondisi politik Indonesia jelang pelaksanaan pemilu. Apalagi, dalam beberapa survei terakhir, selisih suara antara pasangan 01 dan 02 tampak mendekat.

“Hasil pemilu yang masih sulit diprediksi mungkin akan membuat penawaran lelang tidak begitu banyak, tapi masih dalam kategori yang wajar,” imbuhnya, Jumat (5/4).

Ia pun memperkirakan, investor yang sudah benar-benar price-in dan percaya terhadap survei pemilu akan tetap berbondong-bondong memburu SBN dalam jumlah besar sebelum hari pencoblosan tiba.

Tapi, investor yang masih butuh kepastian terkait hasil pemilu kemungkinan akan cenderung wait and see atau baru masuk ke lelang setelah agenda politik tersebut selesai. Kalaupun investor ini tetap membeli obligasi melalui lelang sebelum pemilu tiba, nominal pembeliannya cenderung lebih rendah.

Setali tiga uang, faktor wait and see selama masa pemilu diyakini Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Ahmad Mikail akan berdampak pada penurunan nilai penawaran yang masuk pada lelang SBN, terutama di awal kuartal kedua.

Namun, penurunan tersebut tidak akan banyak. Sebab, risiko sentimen global sudah lebih baik ketimbang beberapa waktu sebelumnya. Hal ini ditunjukkan oleh negosiasi dagang antara AS dan China yang semakin mendekati kata sepakat. Begitu pula dengan sentimen kenaikan suku bunga acuan AS yang kian pudar.

“Justru sekarang kesempatan yang tepat bagi investor untuk masuk lewat lelang mengingat yield obligasi masih menarik dan harganya masih murah,” ungkap dia, hari ini.

Mengutip Bloomberg, yield Surat Utang Negara (SUN) hari ini berada di level 7,54%. Mikail sendiri menilai, potensi penurunan yield SUN hingga di bawah 7,5% masih terbuka lebar di kuartal kedua seiring stabilnya rupiah dan berkurangnya risiko global.

Selain itu, potensi masih ramainya lelang SBN di kuartal kedua juga didorong oleh kebijakan front loading yang dilakukan oleh pemerintah.

Mengutip data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu, pemerintah telah menyerap dana senilai Rp 221,62 triliun dari seluruh lelang SBN di kuartal pertama. Jumlah ini jauh melampaui target penerbitan SBN di periode tersebut melalui lelang sebesar Rp 185 triliun.

“Investor akan dipacu untuk membeli SBN lebih cepat, karena potensi penyerapan dana dari lelang oleh pemerintah kemungkinan akan lebih terbatas di waktu mendatang,” jelas Mikail.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×