kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Keberadaan petinggi Gold Bullion masih misteri


Jumat, 02 Mei 2014 / 13:21 WIB
Keberadaan petinggi Gold Bullion masih misteri
ILUSTRASI. Promo Kredit TMRW by UOB, Diskon Tiket Pesawat & Hotel PegiPegi s.d Rp350.000


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Sudah hampir setahun kasus penggelapan dana nasabah yang diduga dilakukan oleh PT Gold Bullion Indonesia (GBI) belum juga selesai. Hingga hari ini, belum tampak ada perkembangan berarti terkait penyelesaian masalah yang berbuah kerugian bagi nasabah tersebut.

Bahkan, ada kesan, pihak GBI tak memiliki itikad baik menuntaskan kasus itu. KONTAN berusaha menemui petinggi GBI untuk mengklarifikasinya, namun KONTAN hanya bertemu dengan Adi Priantomo Widodo selaku Gold Stock Manager GBI sekaligus Kuasa Hukum GBI dengan Komisaris GBI, Hessy Purwantie.

Saat ditemui, Adi mengaku tak tahu-menahu dimana posisi Hessy Purwantie yang juga berstatus sebagai istri dari Direktur Utama GBI, yakni Fadzli Mohammed. Selama ini kata Adi, dirinya hanya berkomunikasi lewat surat elektronik dengan Hessy. Soal keberadaan petinggi GBI, Adi hanya menyuguhkan soal percakapannya melalui surat elektronik. 

Berikut rekap percakapan Adi dan Hessy melalui surat elektronik yang diperoleh KONTAN:

Sementara itu, FPN atau Forum Perjuangan Nasabah yang merupakan wadah yang mewakili korban GBI berkeinginan bertemu dengan petinggi GBI, yakni Hessy atau Fadzli. Namun sayang, usaha mereka juga kandas, mereka hanya bisa bertemu dengan Adi.

Walaupun sudah bertemu Adi, masih ada pertanyaan lain, tentang keberadaan Hessy dan Fadzli yang tak tentu rimbanya. Padahal, Adi merupakan kakak ipar dari Fadzli. Untuk itu, pihak FPN mendesak Adi segera dipertemukan dengan Hessy dan Fadzli.

FPN sendiri mengakui, sudah kehilangan jejak Hessy dan Fadzli. Bahkan, nomor ponsel keduanya selalu tidak aktif. Sementara itu, Adi bersikukuh tak mengetahui dimana keberadaan Fadzli dan Hessy. Ia menegaskan, kalau dirinya selama ini hanya berhubungan lewat surat elektronik.

Tak mau terima, FPN menyita sebuah mobil milik Adi. Penyitaan dilakukan bukan sebagai jaminan utang, tapi FPN berharap dengan penyitaan itu muncul itikad baik dari pihak GBI. FPN berharap, Fadzli atau Hessy bersedia menemui FPN. Sayang, hingga hari ini belum ada tanda-tanda kemunculan keduanya.

Sampai berita ini diturunkan, KONTAN masih berusaha melakukan mengkonfirmasi hal ini kepada petinggi GBI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×