kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Prospek KIK EBA di tengah pandemi Covid-19


Minggu, 20 September 2020 / 19:22 WIB
Prospek KIK EBA di tengah pandemi Covid-19
ILUSTRASI. Menteri Negara BUMN Rini Soemarno (ketiga kiri) didampingi Direktur Utama Garuda Pahala N. Mansury (tengah), Dirut PT Mandiri Manajemen Investasi Alvin Pattisahusiwa (ketiga kanan), Komisaris Utama PT Garuda Indonesia Jusman Syafii Djamal (kedua kanan), D


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Tidak dipungkiri pandemi Covid-19 membuat risiko instrumen investasi meningkat, termasuk pada Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK EBA).

Namun, analis memandang tidak semua KIK EBA jadi sangat berisiko di tengah pandemi ini.

Belakangan, KIK EBA Mandiri GIAA01 Kelas A milik PT Garuda Indonesia (GIAA) sempat mengalami penundaan pembayaran amortisasi pokok yang jatuh tempo di 27 Juli.

Selanjutnya dalam Rapat Umum Pemegang Efek Beragun Aset (RUPEBA) diputuskan KIK EBA ini akan membayar bagi hasil dan membayar pokok secara bertahap.

Baca Juga: Imbal hasil DPLK di tengah pandemi bergantung pada pilihan investasi peserta

Head of Investment Research Infovesta Utama, Wawan Hendrayana, mengatakan, sumber pendanaan KIK EBA adalah arus kas (cashflow) aset di masa depan. Jika aset atau lini bisnis yang bertugas untuk menghasilkan cashflow terganggu karena pandemi, maka kemampuan perusahaan yang menerbitkan KIK EBA dalam membayar kupon dan imbal hasil bisa terganggu.

Direktur Bahana TCW Investment Soni Wibowo juga mengatakan secara umum pandemi memengaruhi bisnis sehingga banyak perusahaan yang mengalami kesulitan bayar utang mereka, baik utang melalui pinjaman perbankan, obligasi maupun KIK EBA.

Meski begitu, Wawan mengatakan  jika aset dan lini bisnis masih bisa beroperasi dan memberikan cashflow yang baik maka prospek KIK EBA akan tetap menarik.

Sejauh ini, Soni mengatakan KIK EBA milik Bahana TCW Investemnet, yaitu KIK EBA Bahana Bukopin Kumpulan Tagihan Kredit Pensiunan Yang Dialihkan tidak terpengaruh pandemi.

Baca Juga: Pefindo pangkas rating Adhi Persada Properti dan MTN menjadi BB+ stabil

"Rating KIK EBA Bahana Bukopin tetap AAA dan proses pembayaran lancar dan investor senang," kata Soni, Jumat (18/9).

Ke depan Soni mengatakan Bahana memiliki rencana untuk menerbitkan KIK EBA baru. Namun, rencana tersebut belum konklusif. "Baru tahap awal sekali dan belum tentu berlanjut," kata Soni.

Wawan mengatakan, tak ayal pandemi mempengaruhi keputusan emiten untuk menawarkan KIK EBA. Kabar terbaru, PT Jasa Marga Tbk (JSMR) menunda menerbitkan KIK EBA syariah dengan aset dasar pendapatan tiket dari Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (Jakarta outer ring road/JORR) Cilincing-Cikunir.

Soni memproyeksikan di tahun ini tidak akan banyak KIK EBA baru yang meluncur karena kondisi pasar sedang tidak pasti. Sementara, biasanya faktor yang membuat emiten memilih untuk menerbitkan KIK EBA adalah ketika rasio utang sudah mentok dan mereka menambah leverage dengan menerbitkan KIK EBA.

Namun, di tengah kondisi saat ini, Soni mengatakan bila rasio utang masih cukup lebar lebih baik emiten menggunakan instrumen pendanaan konvensional seperti obligasi agar investor lebih mudah memahami.

Baca Juga: Pefindo tetapkan triple A untuk KIK EBA Bahana Bukopin kelas A1 dan A2

Wawan mengatakan dalam mempertimbangkan tawaran KIK EBA investor perlu melihat prospek bisnis masing-masing emiten dan tidak bisa hanya mempertimbangkan prospek sektornya. "Misalnya kemampuan tiap ruas jalan tol dalam memberikan cashflow itu berbeda-beda," kata Wawan.

Selain itu, prospek cashflow dari efek yang dijadikan aset juga perlu dipertimbangkan dengan melihat dua hingga tiga tahun ke depan. Tidak kalah penting, nama besar perusahaan yang menawarkan KIK EBA juga harus dipertimbangkan.

"Bagaimana pun perusahaan yang besar dan stabil akan lebih meyakinkan investor dalam mengatasi risiko gagal bayar," kata Wawan.

Selanjutnya: Gandeng AXA Climate, MAGI rilis asuransi indeks cuaca untuk petani

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×