Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada awal pekan ini. Senin (13/3), kurs rupiah spot menguat 0,47% ke Rp 15.377 per dolar AS dari posisi akhir pekan lalu Rp 15.450 per dolar AS.
Rupiah menguat bersama dengan mata uang Asia akibat taruhan bahwa bank sentral AS Federal Reserve berpotensi menahan kenaikan suku bunga lebih lanjut. Taruhan ini muncul setelah kolapsnya Silicon Valley Bank (SVB) pekan lalu.
Taruhan ini muncul setelah Goldman Sachs Group Inc mengatakan, tekanan pada sistem perbankan di AS akan mendorong The Fed menghentikan sementara siklus pengetatan suku bunga. Sementara Selain itu, sentimen pasar pun membaik setelah regulator AS mengumumkan dukungan terhadap SVB.
Baca Juga: Rupiah Sedikit Menguat Siang Ini (13/3), Pasar Menanti Rilis Data Inflasi AS
Indeks dolar yang mencerminkan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama dunia melemah 0,64% pada sore ini ke 103,91. Indeks dolar pun melemah di hari ketiga berturut-turut. Yield US Treasury tenor 2 tahun pun turun hingga 25 bps menjadi 4,33% hingga sore ini.
"Kejatuhan finansial tak terduga memperumit upaya The Fed melawan inflasi karena stabilitas finansial menjadi hal yang lebih penting saat ini," kata Christopher Wong, FX strategist OCBC di Singapura kepada Bloomberg. Dia menambahkan bahwa risiko yang berfokus di AS dan potensi perambatan yang sudah ditangani menyebabkan harga safe haven dolar turun.
Menurut data Bloomberg pukul 3.18 WIB, hampir seluruh mata uang Asia menguat terhadap the greenback. Penguatan dipimpin oleh won Korea yang melaju 1,87%. Di belakang won menyusul dolar Taiwan, ringgit Malaysia, rupiah, yen Jepang, dolar Singapura, baht Thailand, peso Filipina, yuan China, dan rupee India. Sementara dolar Hong Kong melemah tipis 0,02% terhadap dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News