kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kasus FTX Jadi Sentimen Negatif Pasar Kripto Global, Bagaimana Dengan Indonesia?


Senin, 14 November 2022 / 20:30 WIB
Kasus FTX Jadi Sentimen Negatif Pasar Kripto Global, Bagaimana Dengan Indonesia?
ILUSTRASI. Raibnya dana nasabah di bursa kripto terbesar kedua di dunia FTX memberikan efek domino ke pasar kripto global dan Indonesia.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Raibnya dana nasabah di bursa kripto terbesar kedua di dunia FTX memberikan efek domino ke pasar kripto global dan Indonesia. Dalam tujuh hari terakhir sampai perdagangan hari ini, Senin (14/11), harga dua kripto dengan market cap terbesar, yakni Bitcoin dan Ethereum sempat tercatat merosot lebih dari 20%.

VP Growth Tokocrypto Cenmi Mulyanto mengatakan, dugaan penyalahgunaan dana nasabah FTX ini membuat investor kripto masih bersikap wait and see dan belum bergairah untuk kembali ke pasar. Investor masih menunggu perkembangan yang terjadi dan menimbang efek ke depan dari krisis yang terjadi di global.

Meskipun begitu, Tokocrypto memastikan tidak terjadi kenaikan permintaan penarikan dana atau withdrawal di platform Tokocrypto. Operasional bisnis masih berjalan normal seperti biasa.

"Kami juga memastikan bahwa keseluruhan dana nasabah aman dan Tokocrypto akan selalu menaati regulasi yang ditetapkan pemerintah terkait penyimpanan aset kripto nasabah," kata Cenmi saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (14/11).

Baca Juga: Robert Kiyosaki Yakin Harga Bitcoin Bakal Sentuh US$ 10.000

Chief Executive Officer (CEO) Triv Gabriel Rey Le Roy berpendapat, bursa kripto atawa crypto exchange asal Indonesia lebih terlindungi karena diawasi oleh regulator, yakni Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan. Bappebti memantau jumlah dana nasabah yang ada dan persediaan aset kripto di bursa kripto yang terdaftar dan mempunyai izin Bappebti.

"Jadi, tidak mungkin menyalahgunakan dana nasabah seperti FTX sehingga di Indonesia tidak ada kepanikan seperti di pasar kripto global," ucap Gabriel.

Co-Founder Cryptowatch Christopher Tahir menambahkan, peristiwa FTX ini tidak begitu berdampak untuk bursa kripto yang tidak menawarkan bunga. Namun, untuk yang menawarkan bunga, maka perlu ditelusuri penyimpanan dananya ada di mana. Kemudian, untuk penjualan token, dampaknya hanya akan terjadi  pada token-token tertentu yang terafiliasi dengan FTX.

Baca Juga: Setidaknya US$ 1 Miliar Dana Klien Hilang di Bursa Kripto FTX

Christopher melihat, peristiwa raibnya dana nasabah FTX masih akan menjadi sentimen negatif bagi pasar kripto hingga masalahnya selesai sampai ke akar dan perusahaan yang terafiliasi terbongkar tuntas. "Kalau tidak, maka ada kecenderungan pelaku pasar menjadi kurang yakin," ucap dia.

Untuk jangka pendek, Tokocrypto memprediksi, pasar masih akan tertekan dengan dampak sistematis dari kasus ini. "Peristiwa tersebut pun menciptakan trust issue terhadap business plan dan sistem keamanan aset investor yang ada di platform centralized exchange," kata Cenmi.

Kekhawatiran investor bertambah ketika muncul kabar peretasan besar-besaran di FTX selama akhir pekan sehingga memperburuk keadaan. Akibatnya banyak bursa kripto yang memblokir deposit FTT dan menyebabkan harganya turun, menimbulkan efek domino ke pasar.

Baca Juga: Inilah Kripto yang Anjlok Tajam karena Terseret Skandal FTX

Kabar Gate.io dan Crypto.com yang tampaknya memalsukan bukti cadangan juga menjadi fear, uncertainty, and doubt (FUD) bagi investor untuk tetap menjauh dari pasar dan memilih wait and see. Investor dan komunitas kripto takut dua bursa kripto itu akan bernasib sama dengan FTX di masa depan.

Ketakutan ekstrem ini membuat Fear and Greed Index Bitcoin masih berada pada kategori Extreme Fear, yakni di level 24 dalam sehari terakhir. Di samping itu, nilai Indeks dolar AS (DXY) juga menguat yang membuat pasar kripto melemah. Akibatnya banyak investor yang menahan diri untuk melakukan akumulasi aset.

Sejauh ini belum ada sentimen positif yang kuat untuk mengerakkan pasar. Namun, pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali yang kemungkinan besar akan menyinggung perihat kripto dan aset digital bisa menjadi penolong untuk pasar menuju zona hijau.

Lebih lanjut, Cenmi memprediksi, masa pemulihan di pasar kripto dapat terjadi paling cepat pada awal tahun 2023. Dengan catatan, data inflasi Amerika Serikat terus melemah sehingga The Fed melonggarkan kebijakan moneternya dengan tidak menaikkan suku bunga acuannya terlalu tinggi.

Baca Juga: Peringatan Warren Buffett soal Mata Uang Kripto Kini Menjadi Kenyataan

Jika makroekonomi global membaik, ada kemungkinan nilai pasar kripto bisa perlahan pulih. Di samping itu, regulasi dan ekosistem industri yang tumbuh bisa menjadi faktor pendorong lainnya.

Dari sisi jangka panjang, ada sentimen positif yang bisa membawa bull run dengan adanya Bitcoin Halving di tahun 2024. Seperti pada siklus Bitcoin Halving yang pernah menyentuh harga rendah di tahun 2018, kemudian rally kencang dan bullish di periode tahun 2020-2021.

Menurut laporan Matrixport, harga Bitcoin diprediksi dapat memulai rally-nya dan mencapai US$ 63.000 atau sekitar Rp 978 juta pada Maret 2024, ketika Bitcoin akan menjalani halving. Proyeksinya BTC dapat mengulangi aksi harga bullish yang terlihat saat menjelang halving di Juli 2016 dan April 2020.

Sementara itu, menurut Gabriel, hilangnya kepercayaan yang besar di pasar kripto akan menghambat rebound harga kripto yang awalnya diprediksi terjadi pada 2024. Pasalnya, yang terdampak kasus FTX ini sangat banyak, mengingat FTX merupakan bursa kripto terbesar kedua dan banyak retail yang mempunyai saldo dalam akun FTX.

"Dana investasi mereka hilang jadi saya rasa ini akan makan waktu karena orang hilang trust dan modal mereka terseret dalam kasus ini," ucap Gabriel. Oleh sebab itu, ia memprediksi pemulihan harga kripto akan molor menjadi tahun 2025.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×