Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Sabtu (18/6), kasus positif Covid-19 di Indonesia telah menembus level ribuan dalam tiga hari terakhir. Penyebaran varian Omicron BA.4 dan BA.5 diperkirakan menjadi pemicu lonjakan kasus dalam beberapa hari terakhir.
Asal tahu saja, mengutip data Satgas Covid-19, hingga Sabtu (18/6), ada tambahan 1.264 kasus baru Corona. Sehingga, total ada 6.066.908 kasus positif Corona di Indonesia. Adapun jumlah yang sembuh dari kasus Corona bertambah 523 orang, menjadi sebanyak 5.902.162 orang. Sedangkan jumlah orang yang meninggal akibat virus Corona di Indonesia bertambah 5 orang menjadi sebanyak 156.684 orang.
Kendati kasus Covid-19 menunjukkan kenaikan dalam beberapa hari terakhir, Analis Henan Putihrai Sekuritas, Jono Syafei, memperkirakan katalis ini tidak cukup kuat mendorong kinerja emiten-emiten rumah sakit karena gejala dari varian baru ini cenderung ringan.
"Yang mendapat perawatan di rumah sakit sangat kecil," kata Jono kepada Kontan.co.id, Sabtu (18/6).
Baca Juga: Ini Rencana Ekspansi Siloam International (SILO) di Sepanjang 2022
Kondisi serupa sempat terjadi pada kuartal pertama 2022 saat lonjakan kasus terjadi di bulan Februari lalu karena varian Omicron. Rata-rata kontribusi pasien Covid-19 terhadap pendapatan emiten rumah sakit sangat kecil, di bawah 5%.
Adapun pergerakan saham-saham rumah sakit pun diperkirakan cenderung terkikis. Proyeksi itu tidak lepas dari ekspektasi investor, bahwa pendapatan emiten rumah sakit di tahun ini akan tumbuh minim dibandingkan tahun lalu, dengan margin yang lebih rendah.
Jono menambahkan, dengan gejala yang ringan seperti varian baru ini, diperkirakan sektor kesehatan khususnya farmasi yang lebih terdampak positif. Mengingat, masyarakat cukup membeli vitamin atau suplemen, tetapi tidak banyak yang berobat ke rumah sakit.
Baca Juga: Bundamedik (BMHS) Optimistis Tambah Tiga Jaringan Rumah Sakit di 2022
Terhadap saham-saham rumah sakit, Jono menyarankan investor untuk melihat kembali pada sisi pertumbuhan jumlah kunjungan pasien dan profitabilitasnya di masa transisi menuju endemi. Adapun beberapa saham yang direkomendasikan buy ada HEAL dengan target harga Rp 1.550 per saham, SILO dengan target harga Rp 1.375 per saham, dan MIKA dengan target harga Rp 2.950 per saham.
Adapun secara teknikal, Analis MNC sekuritas Herditya Wicaksana mencermati, HEAL dan MIKA diperkirakan masih berpeluang menguat, paling tidak menguji level resistance terdekatnya di Rp 1.545 untuk HEAL dan Rp 2.550 untuk MIKA. Sementara untuk SILO, pergerakannya cukup rawan melanjutkan koreksinya terlebih apabila menembus support di Rp 950.
"Untuk MIKA dan HEAL dapat untuk trading buy, sementara untuk SILO dapat wait and see terlebih dahulu," ujar Herditya kepada Kontan.co.id, Sabtu (18/6).
Baca Juga: Dihadapkan Pada Kenaikan Harga Hahan Baku, Begini Rekomendasi Saham KLBF dari Analis
Dia menambahkan, peningkatan kasus Covid-19 memang dapat berpengaruh pada saham-saham berbasis kesehatan, khususnya rumah sakit. Akan tetapi, ada vaksin yang sudah digalakkan oleh pemerintah, yang diharapkan dapat mengurangi dampak Covid-19 hingga tidak seperti varian-varian sebelumnya.
"Apabila hal tersebut terjadi, maka diperkirakan korelasi atau pengaruhnya tidak terlalu besar," tutup dia.
Sekadar informasi, hingga penutupan perdagangan Jumat (18/6), SILO berada di harga Rp 1.000 per saham. Pergerakannya cenderung tertekan sejak awal tahun hingga 6,71% year to date (ytd). Sementara untuk HEAL dan MIKA masing-masing tercatat terkerek 39,72% ytd dan 19,74% ytd, menjadi Rp 1.495 per saham dan Rp 2.700 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News