kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45917,00   -18,51   -1.98%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kapitalisasi Pasar BBCA, BBRI, BMRI, dan BBNI Kompak Meningkat


Rabu, 26 Oktober 2022 / 19:18 WIB
Kapitalisasi Pasar BBCA, BBRI, BMRI, dan BBNI Kompak Meningkat
ILUSTRASI. Kapitalisasi pasar saham-saham perbankan makin memimpin.


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham-saham perbankan besar mencatat pertumbuhan kapitalisasi pasar atau market capitalization (market cap) hingga perdagangan Rabu (26/10).

Pertama, ada saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang mencatatkan kenaikan market cap 9,32% menjadi Rp 476 triliun, dari posisi September 2022 yang senilai Rp 435,43 triliun. Kemudian saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) juga mengalami pertumbuhan market cap 3,83% dari posisi September 2022 senilai Rp 165,69 triliun menjadi Rp 172,03 triliun pada Rabu (26/10).

Disusul kenaikan kapitalisasi pasar PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar 1,91% dari Rp 673,68 triliun pada September 2022 menjadi Rp 686,56 triliun. Adapun market cap saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik 1,01% dari Rp 1.043,46 triliun pada September 2022 menjadi Rp 1.054 triliun.

Baca Juga: Simak Rekomendasi Analis untuk Saham-saham Big Cap Berikut Ini

Analis Reliance Sekuritas Lukman Hakim menuturkan, tiga besar market cap diisi oleh emiten perbankan yakni BBCA, BBRI, dan BMRI yang harga sahamnya naik di tengah kenaikan suku bunga acuan ke 4,75%.

Lukman melihat terkereknya suku bunga ini dapat menjadi pendorong emiten perbankan yang berpotensi untuk meningkatkan pendapatan dari pinjaman. Secara fundamental, emiten perbankan tersebut juga terbilang apik.

Jika menengok kinerja kuartal ketiga, ada BBCA dan BBNI yang sudah merilis laporan keuangan dan mencetak pertumbuhan dari sisi botom line maupun top line. Sehingga, sambungnya, emiten perbankan lainnya berpotensi membukukan pertumbuhan pendapatan pada kuartal ketiga tahun ini. Terlebih jika melihat kinerja BBNI yang mencatat pertumbuhan kredit dan NPL yang membaik di tengah kenaikan suku bunga dan pelemahan ekonomi global.

"Apabila melihat saham beredar perbankan besar porsinya cukup banyak, jadi saham perbankan akan menjadi pendorong IHSG," tutur Lukman, Rabu (26/10).

Baca Juga: Saham-Saham Big Caps Melaju Kencang, Begini Prospek Selanjutnya

Secara keseluruhan, Lukman menilai prospek saham emiten big caps masih akan didorong oleh kondisi perekonomian Indonesia yang lebih baik daripada ketika pandemi. Risiko atau sentimen negatif berasal dari pelemahan rupiah yang berpotensi memicu aksi ambil untung dari investor asing.

Dari jajaran saham big caps Lukman masih merekomendasikan saham perbankan yang di tengah pertumbuhan kinerja yang positif di saat kenaikan suku bunga dan pelemahan ekonomi global. Para investor dapat memperhatikan BBCA dengan target menggunakan resistance teknikal di Rp 8.900 per saham. Selain itu ASII juga masih berpotensi tumbuh seiring dengan pertumbuhan penjualan otomotif di Indonesia dengan target juga menggunakan resistance teknikal di Rp 7.200 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×