Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) telah menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Jum'at (14/1). Emiten yang merupakan produsen batubara terbesar di Indonesia ini mengantongi restu pemegang saham untuk dua agenda.
Director & Corporate Secretary BUMI Dileep Srivastava mengungkapkan, dua keputusan sehubungan dengan rencana penerbitan saham seri C baru dengan nilai nominal Rp 50 melalui mekanisme Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD).
Agenda yang telah memperoleh persetujuan pemegang saham adalah pertama, penerbitan saham baru (saham seri C) dengan nilai nomial Rp 50 per saham dan seluruh formalitas terkait. Kedua, persetujuan rencana PMTHMETD dalam rangka mengkonversi Obligasi Wajib Konversi (OWK).
"Termasuk persetujuan untuk pemberian kewenangan kepada Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan sehubungan penerbitan saham baru melalui PMTHMETD dalam rangka konversi OWK perseroan, serta perubahan anggaran dasar perseroan sehubungan dengan pelaksanaan PMTHMETD," ujar Dileep dalam keterangan tertulis yang disiarkan Sabtu (15/1).
Baca Juga: Bumi Resources (BUMI) Bayar Cicilan Utang US$ 101,4 Juta
Sebelumnya, manajemen BUMI mengumumkan rencana melakukan PMTHMETD atau private placement. BUMI akan menerbitkan saham baru dengan jumlah sebanyak-banyaknya 103,06 miliar saham Seri C dengan nilai nominal Rp 50. Ini mewakili sebanyak-banyaknya 138,76% dari modal ditempatkan dan modal disetor BUMI sebelum pelaksanaan PMTHMED.
Penerbitan saham baru ini tidak terlepas dari laporan keuangan interim BUMI per tanggal 30 Juni 2021, dimana BUMI mempunyai modal kerja bersih negatif sebesar US$ 805,44 juta.
Selain itu, BUMI memiliki total kewajiban konsolidasi sebesar US$ 3,30 miliar atau lebih dari 80% aset konsolidasi total sebesar US$ 3,52 miliar. BUMI berencana melaksanakan PMTHMETD ini dalam rangka memperbaiki posisi keuangan.
Analis Samuel Sekuritas Dessy Lapagu menilai, ekspektasi dengan adanya dana dari private placement tersebut dapat mengurangi utang BUMI. "Sehingga posisi balance sheet bisa lebih sehat lagi," kata Dessy saat dihubungi Kontan.co.id, Jum'at (14/1).
Di sisi lain, prospek emiten batubara termasuk BUMI juga masih menjanjikan seiring dengan harga komoditas global yang masih tinggi. Dengan begitu, ada potensi revenue growth positif pada tahun ini dengan proyeksi harga batubara global bisa bertahan di atas US$ 100 per ton.
Baca Juga: Kaltim Prima Coal (KPC) Sudah Mendapat Perpanjangan Izin dari Kementerian ESDM
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News