Reporter: Kenia Intan | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indosat Tbk (ISAT) akan melakukan penggabungan usaha dengan PT Hutchison 3 Indonesia (H3I). Rencana itu telah mengantongi persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar Selasa (28/12).
"Menyetujui penggabungan usaha antara Perseroan dan PT Hutchison 3 Indonesia sebagaimana dimaksud dalam rancangan penggabungan usaha," seperti yang dikutip dalam keterbukaan informasi, Selasa (28/12).
Dengan demikian, penggabungan usaha yang ditargetkan efektif pada 4 Januari 2022 itu semakin terbuka lebar.
Nantinya, Indosat akan menjadi perusahaan penerima penggabungan usaha dan H3I akan bubar demi hukum pada saat penggabungan selesai.
Baca Juga: Indosat dan Tri Efektif Merger pada 4 Januari 2022
Adapun pemegang saham Indosat akan memiliki 67,4% modal ditempatkan perusahaan penerima penggabungan. Sementara, H3I mengempit 32,6%.
Dengan penggabungan usaha ini, ISAT berharap akan mendapat manfaat strategis. Antara lain, penciptaan sinergi operasional, skala yang lebih besar dan struktur biaya yang lebih efisien, dan lebih kuat mendukung agenda digital pemerintah Indonesia.
Selain itu konsumen akan diuntungkan dengan jaringan lebih baik, serta posisi yang lebih baik untuk meluncurkan 5G.
Menanggapi aksi korporasi tersebut, analis Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya mengungkapkan, merger akan membawa dampak positif untuk kinerja ISAT ke depan.
Baca Juga: Harga saham TLKM, ISAT, dan EXCL naik, simak rekomendasi berikut
Sepengamatannya, pengguna H3I adalah anak muda, lebih 90%, sehingga berpotensi meningkatkan konsumsi data. "Selain itu merger ini juga bagus dalam hal efisiensi aset di mana keduanya bisa saling bersinergi dan menekan capex," jelas Cheryl kepada Kontan.co.id, Selasa (28/12).
Ia menambahkan, setelah merger, ISAT akan menjadi perusahaan telekomunikasi seluler terbesar ke dua di Indonesia. Apabila merger berjalan baik, ini akan tercermin dalam peningkatan kinerja setidaknya di semester I 2022.
Adapun secara umum, bisnis telekomunikasi masih memiliki prospek menarik ke depan. Perkembangan teknologi informasi yang pesat memicu konsumsi data yang semakin besar. Selain itu, digitalisasi juga semakin dibutuhkan dalam berbagai aspek kehidupan.
Baca Juga: Antisipasi Kenaikan Trafik Saat Liburan, Indosat Tambah Kapasitas Jaringan
Terhadap saham ISAT, investor disarankan untuk terus mencermati perkembangannya hingga merger efektif pada 4 Januari 2022. Investor pun bisa buy on support pada level 5.500 hingga 5.750 dengan target harga 6.500.
Sekadar informasi, pada perdagangan hari ini Selasa (28/12), saham ISAT melemah 0,85% ke harga Rp 5.850 per saham. Sepekan terakhir sahamnya telah menguat 0,43%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News