kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kantong steel pipe berpotensi menebal


Jumat, 05 Februari 2016 / 07:15 WIB
Kantong steel pipe berpotensi menebal


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Jebloknya harga komoditas justru menjadi berkah bagi PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP). Maklum, pengeluaran bahan baku menjadi lebih murah. Apalagi, program percepatan pembangunan infrastruktur berpeluang mendongkrak penjualan produsen besi kustom bermerek Spindo ini.

Analis Saran Investa Mandiri Kiswoyo Adi Joe mengatakan, margin usaha ISSP berpeluang semakin tebal. Saat ini, harga bijih besi, sebagai bahan baku produk ISSP masih dalam tren rendah.

Menurut Kiswoyo, percepatan pembangunan infrastruktur oleh pemerintah bakal mendongkrak penjualan perseroan beberapa waktu ke depan. Maklum, pangsa pasar utama produk ISSP, yaitu sektor konstruksi, mencapai 60%. Selebihnya dijual ke sektor industri, seperti otomotif.

Analis Mega Capital Danny Eugene sependapat. Menurutnya, program infrastruktur pemerintah memberikan sentimen positif bagi ISSP. Belum lagi, harga baja canai panas alias hot rolled coil (HRC) yang jadi bahan baku utama besi kustom sudah turun 10,7% di periode 2010-2015.

"Dengan katalis positif ini, kami memproyeksikan pendapatan ISSP tahun ini mencapai Rp 4,4 triliun, dengan laba bersih Rp 252 miliar," tulis Danny, dalam riset 29 Januari 2016. Dibandingkan estimasi kinerja 2015, proyeksi pendapatan dan laba ISSP itu masing-masing naik 6,5% dan 13,5%.

Dari internal juga mendukung kinerja ISSP. Sepanjang tahun lalu, perusahaan telah menambah kapasitas produksi menjadi 589.000 ton per tahun dari total enam pabrik. Artinya, ada laju kenaikan tahunan atau compound annual growth rate (CAGR) sebesar 22,8% pada periode tahun 2012-2015.

Selain itu, di tahun 2014, ISSP mengoperasikan pabrik anyar di Sidoarjo berkapasitas terpasang 36.000 ton per tahun. Kapasitas pabrik tersebut rencananya ditambah menjadi 60.000 ton per tahun.

Tak hanya itu, pada akhir tahun 2018, ISSP menargetkan pabrik baru di Gresik sudah bisa beroperasi. Pabrik tersebut akan berkapasitas produksi 480.000 ton per tahun. Sehingga, total kapasitas produksi ISSP akan menjadi 1,06 juta ton setahun.

Beban operasional Tapi, ISSP masih akan menghadapi rintangan, yaitu depresiasi rupiah dan tingginya beban perseroan. "Dua hal ini bisa menekan laba bersih ISSP ," ujar Liga Maradona, analis Recapital Securities dalam riset 1 Februari 2016.

Hingga kuartal III-2015, pendapatan perseroan boleh saja meningkat, tapi laba bersih menurun 23,6% year on year menjadi Rp 164,15 miliar. Penyebabnya, beban operasional dan beban bunga meningkat masing-masing 83,6% dan 38,1%.

Selain juga terjadi rugi selisih kurs sebesar Rp 90,63 miliar. Itu sebabnya, Liga memprediksi, laba bersih ISSP pada 2015 akan turun 23,4% menjadi Rp 164,15 miliar.

Kendati demikian, ia masih optimistis, kondisi tahun ini bakal lebih kondusif. Dengan segala sentimen positif yang ada, ISSP diprediksi mengumpulkan laba bersih Rp 219,98 miliar pada tahun ini.

Ketiga analis kompak merekomendasikan beli saham ISSP. Kiswoyo menetapkan target harga Rp 266 per saham. Danny dan Liga masing-masing mematok Rp 335 dan Rp 262 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×