kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kalbe Farma (KLBF) targetkan tahun 2022 bisa pasarkan produk obat biologi


Selasa, 20 Agustus 2019 / 16:53 WIB
Kalbe Farma (KLBF) targetkan tahun 2022 bisa pasarkan produk obat biologi
ILUSTRASI. Kalbe Learning Center


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) bangun kerjasama dengan Genexine Inc perusahaan Korea Selatan yang khusus meneliti dan mengembangkan produk bio-farmasi. KLBF menargetkan tiga tahun atau 2020 mendatang produk biologi ini dapat dipasarkan.

Asal tahu saja melalui kerjasama dengan Korea Selatan, menghasilkan perusahaan patungan PT Kalbe Genexine Biologics (KGBio) di Indonesia.

Berdasarkan perjanjian yang diteken pada 12 Oktober 2015 struktur kepemilikan PT Kalbe-Genexine Biologics terdiri dari 60% saham KLBF dan 40% saham Genexine Inc. Namun saat ini kepemilikannya sudah 100% milik KLBF.   

Baca Juga: IHSG Positif, Ini 10 Saham LQ45 dengan PER Terbesar dan Terkecil (19/8)

Direktur Keuangan sekaligus Sekretaris Perusahaan KLBF Bernadus Karmin Winata menyatakan rilis komersil kemungkinan akan dimulai 2-3 tahun mendatang. Sebab saat ini masih dalam tahap clinical training sehingga belum bisa dipasarkan.

“Hasil dari produksi ini akan dipasarkan ke Asean, Timur Tengah, Taiwan, dan Australia,” jelasnya saat konferensi pers di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (20/8).

Bernadus menyatakan kerjasama dengan Genexine ini dilakukan untuk mengembangkan produk biologi yakni memanfaatkan sel hidup untuk pengobatan yang lebih canggih.

Baca Juga: Sentimen suku bunga BI masih pengaruhi indeks esok hari

Bernadus menjelaskan lebih rinci, produk biologi ini tentunya berbeda dengan produk chemical base. Produk biologi ini berasal dari sel hidup dan digunakan untuk mengembangkan level hemoglobin. Obat ini biasanya digunakan untuk pasien dialisis atau hemoferba yang biasanya ada kecenderungan hemoglobin yang turun.

Bernadus menjelaskan sebelumnya sudah ada obat Erythropoietin (EPO) yang digunakan untuk menjaga hemoglobin. Namun pasien harus disuntikkan satu sampai tiga kali dalam seminggu sedangkan obat biologi yang baru hanya perlu suntikan satu kali dalam dua minggu.

Melalui kerja sama transfer teknologi dan pengembangan produk, KLBF secara mandiri dapat memproduksi bahan bakunya di Indonesia. Bernadus menyatakan upaya ini dapat mengurangi impor bahan baku dan dapat mendukung Kemandirian Industri Farmasi dan Alat Kesehatan 2025.

Baca Juga: Emiten Farmasi Mendongkrak Ekspor

Sebelumnya Presiden Direktur KLBF Vidjongtius pernah menyatakan produk untuk EPO ini sudah dilakukan transfer teknologi untuk manufaktur dan riset kolaborasinya. “Saat ini KLBF juga bekerjasama dengan perusahaan luar negeri lainnya yakni dari China dan Spanyol,” imbuhnya.

Adapun menurut Vidjongtius investasi untuk transfer teknologi ini sudah sebesar Rp 250 miliar sampai Rp 500 miliar. 

Sebelumnya Kontan pernah melaporkan obat biologi ini akan diproduksi melalui anak perusahaan, PT Kalbio Global Medika. Pabrik obat termasuk bahan baku obat biologi ini terletak di Delta Silikon 3, Cikarang.

Baca Juga: Penjualan ekspor farmasi moncer, begini strategi yang disiapkan sejumlah emiten

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×