Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) optimistis bisa meraih pertumbuhan laba hingga double digit pada 2024.
Presiden Direktur KLBF Vidjongtius mengatakan bahwa tahun ini merupakan tahun recovery atau pemulihan bagi Kalbe Farma, setelah sebelumnya pada kuartal III membukukan penurunan.
Laba bersih KLBF mencapai Rp 2,06 triliun pada sembilan bulan pertama 2023. Laba bersih Kalbe turun 16,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu akibat kondisi pasar yang menantang dalam periode transisi pasca pandemi.
Baca Juga: Masuk IDX High Dividend 20, Kalbe Farma (KLBF) Berkomitmen Tebar Dividen Hingga 55%
Optimstis Kalbe ini sejalan dengan redanya gangguan rantai pasok yang terjadi akibat pandemi Covid-19 yang menyebabkan tingginya harga bahan baku impor dan juga logistik.
“Karena kami juga tidak bisa menaikkin harga, jadi itulah yang membuat laba kita sementara atau temporary menurun, tapi tahun ini kami optimistis tahun recovery,” kata Vidjongtius dalam acara groundbreaking, Rabu (1/2).
Vidjongtius bilang, untuk mencapai target tersebut, dia menyiapkan strategi untuk memperkuat penjualan dengan mengeluarkan inovasi dan produk-produk baru. Untuk tahun ini, KLBF akan menerbitkan 15 hingga 20 produk baru, termasuk 7 alat kesehatan terbaru dan beberapa obat-obatan generik yang menjadi andalan program BPJS.
“Produk ini sudah pasti akan mendukung penjualan dan juga profitabilitas, karena obat generik akan selalu dibutuhkan,” katanya.
Baca Juga: Kalbe (KLBF) Resmikan Fasilitas Produksi Radioisotop & Radiofarmaka Senilai Rp 200 M
Selain itu, pada hari ini, Kamis (1/2) melalui anak usaha PT Global Onkolab Farma (GOF) telah melakukan groundbreaking fasilitas produksi radioisotop dan radiofarmaka yang memakan nilai investasi Rp 150 miliar-Rp 200 miliar untuk keperluan deteksi dini penyakit kanker.
Pembangunan fasilitas produksi radiofarmaka dalam negeri merupakan komitmen Kalbe untuk terus meningkatkan akses kesehatan yang semakin terjangkau terutama dalam deteksi penyakit kanker.
Fasilitas produksi radiofarmaka yang memproduksi Fluorodeoxyglucose (FGD) ini diharapkan bisa menunjang layanan pemeriksaan Positron Emission Tomography dan Computed Tomography Scanning (PET/CT-Scan) yang ada di rumah sakit.
Setelah groundbreaking fasilitas produksi radioisotop dan radiofarmaka di Jakarta Timur ini, KLBF juga akan membangun fasilitas serupa di Surabaya dengan nilai investasi yang sama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News