kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.924   6,00   0,04%
  • IDX 7.177   36,16   0,51%
  • KOMPAS100 1.104   8,89   0,81%
  • LQ45 875   9,22   1,06%
  • ISSI 220   0,53   0,24%
  • IDX30 447   4,78   1,08%
  • IDXHIDIV20 539   4,07   0,76%
  • IDX80 127   1,18   0,94%
  • IDXV30 134   0,38   0,29%
  • IDXQ30 149   1,18   0,80%

Kalbe (KLBF) Resmikan Fasilitas Produksi Radioisotop & Radiofarmaka Senilai Rp 200 M


Kamis, 01 Februari 2024 / 16:15 WIB
Kalbe (KLBF) Resmikan Fasilitas Produksi Radioisotop & Radiofarmaka Senilai Rp 200 M
ILUSTRASI. Tablet obat produksi Kalbe Farma.?Selain di Jakarta, Kalbe Farma (KLBF) juga akan mendirikan fasilitas serupa di Surabaya.


Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) melalui anak usaha PT Global Onkolab Farma (GOF) pada hari ini, Kamis (1/2) telah melakukan groundbreaking fasilitas produksi radioisotop dan radiofarmaka yang memakan nilai investasi Rp 150 miliar-Rp 200 miliar untuk keperluan deteksi dini penyakit kanker. 

Presiden Direktur KLBF Vidjongtius mengatakan, pembangunan fasilitas produksi radiofarmaka dalam negeri merupakan komitmen Kalbe untuk terus meningkatkan akses kesehatan yang semakin terjangkau terutama dalam deteksi penyakit kanker.

"Kalau satu lokasi di Jakarta Timur ini kira-kira memakan nilai investasi sekitar Rp 150 miliar-Rp 200 miliar. Jadi awal tahun depan kita harapkan sudah selesai,” kata Vidjongtius saat groundbreaking, Rabu (1/2).

Fasilitas produksi radiofarmaka yang memproduksi Fluorodeoxyglucose (FGD) ini diharapkan bisa menunjang layanan pemeriksaan Positron Emission Tomography dan Computed Tomography Scanning (PET/CT-Scan) yang ada di rumah sakit.

Baca Juga: Kalbe Farma (KLBF) Satu-satunya Emiten Kesehatan yang Masuk Indeks High Dividend 20

Vidjongtius bilang, bahwa pembangunan fasilitas produksi radiofarmaka ini sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 17 tahun 2023 tentang Kesehatan tentang program transformasi kesehatan serta Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan.

Vidjongtius berharap dari produksi radiofarmaka ini bisa membantu memenuhi kebutuhan rumah sakit dalam pemeriksaan PET/CT-Scan sekaligus membantu memperluas akses ke lebih banyak pasien kanker untuk menjalani terapi kanker secara komprehensif.

Setelah groundbreaking fasilitas produksi radioisotop dan radiofarmaka di Jakarta Timur ini, KLBF juga akan membangun fasilitas serupa di Surabaya dengan nilai investasi yang sama. 

Dua fasilitas produksi alat deteksi kanker ini akan memakan belanja modal hingga Rp 400 miliar dari anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 700 miliar hingga Rp 1 triliun. 

"Radiofarma produksi dalam negeri ini merupakan wujud kontribusi perusahaan untuk kemandirian kesehatan di Indonesia," tuturnya.

Baca Juga: Kocok Ulang IDX Value30, IDX Growth30 hingga IDX Quality30, Saham Ini Bisa Dilirik

Asal tahu saja, PET/CT-Scan adalah pemeriksaan pencitraan medis tingkat lanjut yang memberikan informasi mendetail tentang fungsi organ atau sistem dalam tubuh, khususnya untuk mendeteksi adanya penyakit kanker. 

Dibandingkan MRI scan atau CT scan saja, PET-CT scan atau PET-MRI scan dapat memberikan lebih banyak informasi untuk penentuan tahap kanker. Pemeriksaan PET-CT membutuhkan dengan ketersediaan radiofarmaka FDG (Fluorodeoxyglucose). 

“Saat ini Kalbe telah menjalin kerja sama dengan rumah sakit untuk pemanfaatan radiofarmaka, tidak terbatas pada tatalaksana kanker/onkologi saja, namun diharapkan dapat digunakan untuk penilaian jantung, neurologi, alzheimer, gangguan psikiatri/mental serta di bidang-bidang lain di dunia kedokteran,“ tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×