kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jutaan Orang Indonesia Pertama Kali Bertransaksi Non-Tunai di Ekosistem GoTo


Jumat, 27 Mei 2022 / 09:00 WIB
Jutaan Orang Indonesia Pertama Kali Bertransaksi Non-Tunai di Ekosistem GoTo


Reporter: Tim KONTAN | Editor: Indah Sulistyorini

KONTAN.CO.ID - Jakarta.  Akses kepada keuangan digital sangat diperlukan di Indonesia mengingat jutaan masyarakat masih tergolong unbanked (tidak memiliki layanan perbankan) dan underbanked atau underserved (tidak sepenuhnya menggunakan layanan perbankan).

Riset Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) mengungkapkan GoTo, sebagai ekosistem digital terbesar di Indonesia, punya andil besar memperluas inklusi keuangan di Tanah Air.

Berdasarkan riset LD FEB UI di tahun 2021 yang berjudul “Peran GoTo Financial (GTF) terhadap Inklusi Keuangan Indonesia Tahun 2021” terungkap bahwa ekosistem keuangan digital yang dibangun GoTo berhasil membantu masyarakat unbanked dan underbanked untuk lebih mudah mengakses layanan keuangan formal.

Riset menunjukkan 1 dari 4 konsumen Indonesia yang belum pernah terekspos jasa perbankan sekarang memakai layanan perbankan setelah menggunakan layanan pembayaran digital GoPay. Selanjutnya, GoPay menjadi gerbang pembuka akses keuangan digital; 60% UMKM dan 46% konsumen pertama kali bertransaksi non-tunai dengan GoPay.

Menurut Andre Soelistyo, CEO GoTo, di Pertemuan Tahunan World Economic Forum (WEF) 2022 yang diselenggarakan di Davos, Swiss, “untuk mengatasi kesenjangan inklusi keuangan, kita harus terlebih dahulu membawa masyarakat masuk ke dalam inklusi digital.”

Dalam forum tersebut, Andre berbicara bersama dengan sejumlah tokoh keuangan global membahas mengenai Financial Inclusion: Addressing the Largest Gaps (Inklusi Keuangan: Menjawab Kesenjangan Terbesar).

“Seiring dengan upaya pemerintah Indonesia dalam membangun infrastruktur digital, meningkatkan aksesibilitas dan konektivitas, perusahaan seperti GoTo pun hadir, dan kini, dengan sarana digital, kelompok masyarakat yang sebelumnya underserved [tidak terlayani]  oleh ekonomi sektor formal dapat menjadi bagian dari inklusi keuangan,” lanjutnya.

Bersama Andre, hadir pembicara global lainnya yakni Ratu Máxima dari Kerajaan Belanda yang juga, Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Keuangan Inklusif untuk Pembangunan, Gubernur Bank Sentral Perancis François Villeroy de Galhau, Managing Director Lulu Financial Group Adeeb Ahamed, Founder Capital Art Karabo Morule, dan Vice-President European Investment Bank Group (EIB) Gelsomina Vigliotti.

Lebih lanjut di WEF, Andre mengatakan teknologi mampu mendukung adanya inklusi keuangan lantaran platform yang dikembangkan perusahaan digital, termasuk GoTo, mampu menyediakan rekam jejak transaksi yang dapat dipergunakan oleh penyedia jasa untuk menciptakan produk keuangan yang inklusif.

“Para pedagang atau mitra pengemudi kami awalnya tidak memiliki rekam jejak keuangan; dengan menjadi bagian ekosistem GoTo dan bertransaksi secara digital mereka kini memiliki rekam jejak. Dengan rekam jejak transaksi tersebut, para pedagang dan mitra pengemudi kami dapat mengakses layanan keuangan lain seperti  simpanan, pinjaman produktif, asuransi, dan lainnya,” jelas Andre.

“Dengan demikian, ekosistem kami membantu mereka meningkatkan pendapatan serta memberikan kesempatan para pedagang dan mitra pengemudi mengakses layanan keuangan serta meningkatkan kesejahteraan mereka.”

Selain partisipasinya di Pertemuan Tahunan WEF, pada Senin (23/5) Andre juga menjadi salah satu pembicara dalam sesi Deepening Digital Growth in The New Economic Landscape (Memperdalam Pertumbuhan Digital dalam Lanskap Ekonomi Baru) dalam rangkaian Indonesia Pavilion, acara penyerta yang diselenggarakan oleh Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Sebagai catatan, per 30 September 2021, layanan GoTo didukung lebih dari 2,5 juta mitra pengemudi terdaftar dan lebih dari 14 juta pedagang terdaftar. Tim Peneliti LD FEB UI memaparkan bahwa pada 2021, ekosistem Gojek dan GoTo Financial diperkirakan berkontribusi 2% terhadap PDB Indonesia atau sekitar Rp 249 triliun, naik 60% dari 2019-2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×