kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.879   1,00   0,01%
  • IDX 7.319   123,09   1,71%
  • KOMPAS100 1.123   18,77   1,70%
  • LQ45 894   17,23   1,96%
  • ISSI 223   1,97   0,89%
  • IDX30 458   9,55   2,13%
  • IDXHIDIV20 552   12,52   2,32%
  • IDX80 129   1,81   1,43%
  • IDXV30 137   2,20   1,63%
  • IDXQ30 152   3,26   2,19%

Jurus PGN (PGAS) Jaga Kinerja Hadapi Tantangan Pasokan & Perpanjangan HGBT


Selasa, 17 September 2024 / 18:44 WIB
Jurus PGN (PGAS) Jaga Kinerja Hadapi Tantangan Pasokan & Perpanjangan HGBT
ILUSTRASI. Aktivitas pekerja pada fasilitas gas PGN. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) alias PGN mengantisipasi sejumlah tantangan di industri gas dalam negeri.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) alias PGN mengantisipasi sejumlah tantangan di industri gas dalam negeri. Terutama dari sisi pasokan gas serta perpanjangan kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT).

Direktur Utama PGN Arief Setiawan Handoko menyampaikan PGAS menghadapi tantangan dari ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan. Hal ini terjadi seiring dengan penurunan pasokan dari sumber utama, yakni Blok Corridor yang digarap oleh Grup Medco.

Sesuai alokasi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pasokan gas dari Blok Corridor bakal menyusut dari 410 Billion British Thermal Unit per day (BBTUD) pada tahun ini menjadi 129 BBTUD pada tahun 2028. 

Baca Juga: PGN (PGAS) Garap Proyek Strategis: Pipa Gas, LNG, Biometana hingga Jargas

"Tapi perlu digarisbawahi, pengurangan pasokan hanya dari daerah tertentu saja. Secara keseluruhan, pasokan gas dari Indonesia cukup ada surplus," ungkap Arief dalam paparan publik yang diselenggaran secara daring, Selasa (17/9).

PGAS pun mengusung tiga strategi untuk menjaga tingkat pasokan gas.

 

Pertama, melakukan perpanjangan kontrak pasokan gas pipa eksisting dan kontrak pasokan gas baru. PGAS mengincar pasokan gas dari sejumlah blok, seperti di area Jabung, West Natuna hingga South Sumatera.

Kedua, pemanfaatan kontrak pasokan gas dari wilayah Jawa bagian timur untuk disalurkan ke Jawa bagian barat. Aksi ini akan menggunakan pipa transmisi sejalan dengan proyek Cirebon - Semarang fase II yang ditargetkan mulai beroperasi pada akhir tahun 2025 atau awal tahun 2026.

Baca Juga: Minyak Turun, PGAS Jaga Kinerja Keuangan

Ketiga, PGAS menyiapkan gas alam cair alias Liquefied Natural Gas (LNG) untuk memenuhi kekurangan pasokan dari gas pipa. Potensi pasokan berasal dari LNG Bontang, Tangguh, hingga Donggi-Senoro. Di sisi lain, PGAS juga mengantisipasi opsi impor seandainya defisit pasokan tidak bisa terpenuhi dari kilang LNG di dalam negeri.

Direktur Komersial PGN Ratih Esti Prihatini menyampaikan, sepanjang paruh pertama 2024 pasokan gas PGAS masih tergantung dari gas pipa dengan porsi 99,6%, sementara porsi LNG masih sebesar 0,4%. Adapun, volume niaga gas PGAS turun sekitar 9% secara tahunan menjadi 841 BBTUD.

Penurunan ini terutama dipengaruhi oleh keterbatasan pasokan gas akibat penurunan volume dari pemasok di wilayah Sumatera dan Jawa. "Selain itu ada periode libur Lebaran pada kuartal II-2024," ujar Ratih.

Dari sisi konsumsi, pasokan niaga gas PGAS masih dominan untuk kebutuhan di sektor pembangkit listrik (31,6%), pelanggan di sektor kimia (16%), makanan (8,7%), pupuk (8,5%), keramik (8,2%) dan segmen pelanggan lainnya (26,9%).

Baca Juga: Cek Saham-Saham yang Paling Banyak Dilepas Asing dalam Sepekan Terakhir

Pada periode yang sama, ada peningkatan kinerja dari segmen transmisi gas sekitar 4% menjadi 1.479 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD). Kemudian penyaluran gas bumi melalui Terminal Usage Agreement (kontrak TUA) Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) Lampung naik sekitar 76% menjadi 65 BBTUD.

Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Rosa Permata Sari menambahkan, PGAS masih optimistis dengan outlook pertumbuhan volume gas niaga. Secara historis, pertumbuhan volume berada di level 2% - 3% per tahun.

PGAS berupaya menjaga volume niaga agar tetap tumbuh. Di antaranya melalui perpanjangan kontrak eksisting dan mencari potensi pasokan gas baru, termasuk LNG. 

Baca Juga: PGN Incar Peluang Pemanfaatan Gas Andaman di Ajang IAF 2024

Berdasarkan data dari Kementerian ESDM, Rosa optimistis pasokan gas dalam negeri masih bisa terjaga. Potensi dalam tiga tahun ke depan pasokan gas akan diperoleh dari blok di sekitar Sumatera dan Jawa dengan potensi antara 50-60 BBTUD.

Pasokan LNG juga berpotensi terjaga dalam lima hingga tujuh tahun ke depan. Sumber pasokan domestik di antaranya berasal dari Bontang, Donggi-Senoro, Tangguh, Genting, Abadi dan Andaman.

Perpanjangan HGBT

Di samping pasokan, tantangan PGAS lainnya adalah perpanjangan HGBT. Kebijakan ini lazim disebut sebagai harga gas murah untuk industri tertentu yang dipatok sebesar US$ 6 per Million Bristish Thermal Unit (MMBTU).

Sebagai sub-holding gas Grup Pertamina, Ratih memastikan bahwa PGAS bakal mendukung penerapan kebijakan pemerintah tersebut. PGAS lantas menyiapkan strategi untuk mengantisipasi dampak HGBT terhadap kinerja keuangan.

Pertama, optimasi biaya operasional dengan menerapkan praktek efisiensi untuk mengurangi biaya. Termasuk mengoptimalkan rantai pasok serta penggunaan teknologi baru yang dapat meningkatkan produktivitas dan mengurangi biaya.

Baca Juga: Saham-Saham yang Paling Banyak Dijual Asing dalam Sepekan

Kedua, melakukan ekspansi pasar. PGAS mengidentifikasi dan masuk ke pasar baru untuk mengurangi ketergantungan pada satu pasar atau segmen pelanggan. PGAS pun menyasar konsumen potensial seperti di Kawasan Industri Terpadu Batang, Kendal, hingga Ibu Kota Nusantara (IKN).

Ketiga, penggunaan biaya untuk investasi yang lebih strategis dan meningkatkan hubungan dengan seluruh key stakeholders. Ratih bilang, PGAS fokus pada pengelolaan keuangan yang efektif untuk mengantisipasi dampak kebijakan terhadap kesehatan finansial dalam jangka panjang.

"Penetapan HGBT selain menghadirkan tantangan, di sisi lain menghadirkan kesempatan bagi PGN untuk menerapkan strategi yang tepat, inovasi, diversifikasi, pengelolaan yang efektif dan adaptasi cepat terhadap kebijakan baru. Ini kunci untuk mempertahankan prospek positif perusahaan," terang Ratih.

Direktur Keuangan PGN Fadjar Harianto Widodo menambahkan, PGAS akan menjaga marjin distribusi yang wajar. Sehingga memungkinkan PGAS tetap dapat melakukan pengembangan infrastruktur untuk optimalisasi dan utilisasi gas bumi.

Baca Juga: PGN dan PIS Kerjasama Pengangkutan LNG Donggi Senoro

Pada tahun ini, marjin distribusi PGAS tetap dijaga pada rentang US$ 1,6 - US$ 1,8 per MMBTU. "Perseroan melakukan optimasi terkait dengan pengelolaan pasokan, baik dari gas pipa maupun dari LNG. Sehingga harga jual ke pelanggan tetap memperhatikan kemampuan pelanggan," ujar Fadjar.

Sementara itu, dari sisi pergerakan saham, PGAS menutup perdagangan Selasa (17/9) di posisi Rp 1.495. Harga PGAS masih ditutup stagnan pada level yang sama dengan penutupan perdagangan Kamis (12/9). 

Secara teknikal, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat pergerakan harga saham PGAS masih cenderung downtrend. Tapi pelaku pasar bisa mempertimbangkan speculative buy dengan mencermati support di Rp 1.470 dan resistance Rp 1.510 untuk target harga Rp 1.525 - Rp 1.560 per saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×