Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Noverius Laoli
Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia Ramdhan Ario menilai terus meningkatnya jumlah investor menandakan instrumen ini sukses melakukan pendalaman pasar keuangan.
Menurut Ramdhan kunci dari suksesnya penawaran surat utang ritel ada sosialisasi. "Tidak semua lapisan masyarakat mengetahui instrumen investasi yang termasuk baru ini, sekian lama masyarakat hanya mengerti produk tabungan deposito bank," kata Ramdhan.
Baca Juga: Ingin investasi reksa dana, bisa juga lewat Tokopedia
Di satu sisi, Ramdhan juga mengapresiasi langkah pemerintah menerbitkan surat utang ritel secara rutin. Dengan begitu sosialisasi akan gencar dan konsisten terus dilakukan.
"Kalau tidak ada penerbitan biasanya sosialisasi redup, dengan sering menerbitkan sosialisasi jadi jalan terus," kata Ramdhan.
Senada, Fikri berpendapat tingginya permintaan surat utang ritel bukan menjadi target utama pemerintah. Perhatian pemerintah yang utama adalah menambah basis investor serta kelompok usia yang membeli surat utang ritel.
"Hasil penjualan SBR008 cukup memuaskan jika tujuannya mendorong basis investor yang lebih banyak dan mendorong investor domestik masuk ke pasar keuangan surat utang ritel," kata Fikri.
Baca Juga: Dukung pariwisata, BRI sudah edarkan 23.141 kartu kredit Wonderful Indonesia
Namun, bila memang diharuskan tujuanya mencapai target nominal tertentu, Fikri menyarankan pemerintah bisa meningkatkan kupon dengan mempertebal spread terhadap suku bunga acuan.
Selain itu, pemerintah juga bisa meringankan beban pajak atas return yang di dapat. Pajak surat utang ritel saat ini 15% lebih mini dari pajak deposito yang sebesar 20%.
Selanjutnya, Fikri juga menyarankan pemerintah untuk mendorong terbentuknya pasar sekunder surat utang ritel. Terakhir, pemerintah harus terus mendorong literasi keuangan, khususnya langsung ke kelompok usia yang menjadi basis terbesar penyumbang pembeli surat utang ritel.
"Kelompok investor surat utang ritel adalah milenial, walau secara nilai investasi, mungkin baby boomers yang menjadi basisnya," kata Fikri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News