Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Indosat Tbk (ISAT) telah menyiapkan sejumlah strategi untuk memperbaiki kinerja. Selain itu, perseroan juga telah menyiapkan dana untuk investasi tahun depan.
Curt Stavan Carlsson, Direktur Keuangan ISAT mengatakan, saat ini ada dua prioritas yang akan dilakukan perseroan untuk mendongkrak kinerja. Pertama, mengikis eksposur mata uang asing, dalam hal ini dollar AS. Kedua, monetisasi aset, yakni berupa penjualan menara.
"Sekitar 90% pendapatan kami dalam rupiah, kami ingin porsi utang mayoritas dalam bentuk rupiah," ujarnya, Kamis (6/11).
ISAT berupaya membuat porsi utang rupiah menjadi 75% dari total beban utang perseroan. Saat ini, antara porsi utang rupiah dan dollar AS Indosat sama rata alias masing-masing 50%. Tingginya utang berdenominasi dollar AS membuat laba perseroan terus tergerus.
Bahkan, akhir tahun 2013, ISAT harus menelan kerugian bersih hingga Rp 2,78 triliun. Oleh karena itu, ISAT menyiapkan instrumen finansial berupa obligasi rupiah senilai Rp 10 triliun. Obligasi ini akan digunakan untuk membayar sebagian atau seluruh utang dollar AS perseroan.
Awal tahun depan, anak usaha Ooredoo ini akan melakukan buyback atas obligasi dollar AS yang bernilai pokok US$ 650 juta. Setelah kinerja membaik perseroan akan melanjutkan prioritas selanjutnya, yakni monetisasi aset berupa menara. Kini, ISAT memiliki lebih dari 8.000 menara.
"Dana hasil penjualan menara akan digunakan untuk mengurangi utang," kata Curt.
Namun, manajemen ISAT belum memutuskan kapan rencana itu akan direalisasikan. Alexander Rusli, Presiden Direktur ISAT menuturkan, pihaknya tidak ingin ketika menara dijual, pihaknya justru membayar lebih mahal untuk sewa menara.
Pasalnya, untuk jangka panjang, hal itu akan membebani perseroan. Oleh karena itu, ISAT tengah mencari skema penjulan yang menguntungkan. Sekedar mengingatkan, ISAT telah menjual 2.500 menara kepada PT Tower Bersama Infrastruktur Tbk (TBIG) pada 2012 lalu.
Namun, Alexander mengaku, pihaknya belum membuka tender kembali untuk menjual menaranya. Informasi saja, awalnya, ISAT berencana menjual 4.000 menara kepada TBIG. Namun, yang terealisasi hanya 2.500. Jika memang target ini tidak berubah, berarti, ISAT masih akan melego 1.500 menaranya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News