Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina |
JAKARTA. Aksi korporasi PT Modernland Realty Tbk (MDLN) di awal tahun 2013 memancing perhatian pasar. Emiten berkode saham MDLN itu menjual 150 hektare (ha) lahan di Tangerang kepada PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI).
Harga jual lahan yang disepakati kedua belah pihak sebesar Rp 2 juta per m². Dus, total nilai transaksi jual beli lahan antara MDLN dan ASRI mencapai Rp 3 triliun.
Dana hasil penjualan lahan memang tak diterima MDLN sekaligus di tahun ini. Sebab, ASRI akan mencicil dalam tempo 30 bulan, dimulai sejak 8 Februari 2013.
Aksi tersebut tentunya menjadi amunisi MDLN memacu ekspansi. "Ruang ekspansi MDLN bakal lebih besar dengan tambahan kas dari penjualan lahan," kata Reza Priyambada, Kepala Riset Trust Securities, Rabu (20/3).
Ini terbukti dari lonjakan belanja modal (capex) MDLN tahun ini yang mencapai Rp 1,9 triliun. Padahal, tahun lalu belanja modal MDLN hanya Rp 629 miliar.
MDLN berniat lebih gencar menggelar ekspansi di tahun ini. Melvina Wildasari, analis Trimegah Securities dalam risetnya menulis, MDLN akan mengakuisisi 1.000 ha lahan di kawasan industrial Cikande, Tangerang. Akuisisi dilakukan secara bertahap selama dua tahun mendatang dengan anggaran Rp 800 miliar.
Aksi tersebut merupakan rangkaian dari proyek ekspansi MDLN tahun 2012. Kala itu, MDLN mengakuisisi lahan Kawasan Industri Modern Cikande seluas 375 ha di Tangerang, Banten senilai Rp 249 miliar. Dananya bersumber dari hasil penawaran umum terbatas (PUT) II MDLN pada akhir 2011 yang meraup dana segar hingga Rp 802,42 miliar.
Walhasil, luas cadangan lahan (landbank) MDLN pun meningkat. Saat ini, MDLN memiliki land bank seluas 547 ha. Sebanyak 398 ha berwujud kawasan industri, sementara sisanya berupa lahan residensial. Ekspansi MDLN sejatinya tak terbatas pada kawasan industri saja. MDLN berencana membangun hotel dan mal di kawasan industri Cikande masing-masing di semester pertama dan kuartal IV 2013.
Potensi besar
Dari serangkaian aksi itu, manajemen MDLN menargetkan, pendapatan tahun ini mencapai Rp 2 triliun, atau tumbuh 89% dibandingkan 2012 sebesar Rp 1,06 triliun.
Kendati fundamental MDLN cukup bagus, tapi menurut Lucky Bayu Purnomo, analis Remax Capital bilang, saham MDLN masih kurang mendapat apresiasi pasar. Padahal, saham MDLN memiliki prospek yang potensial. "Valuasi harga saham MDLN juga sudah kemahalan sehingga kurang menarik bagi investor," jelasnya.
Kondisi tersebut justru sangat rentan jika dihadapkan pada tren Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang rawan aksi ambil untung setelah terus mencetak rekor baru. Merujuk pada faktor itu, Lucky merekomendasikan jual saham MDLN dengan target harga Rp 940 per saham.
Berbeda dengan Lucky, dua analis lain tetap merekomendasikan beli saham MDLN meski dengan target harga yang berbeda. Reza memasang target harga MDLN tahun ini senilai Rp 1.030 per saham. Adapun, Melvina memberi target harga MDLN Rp 1.050 per saham.
Hingga akhir perdagangan Rabu (20/3), harga saham MDLN naik 4,44% ke posisi Rp 940 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News