Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Indonesia mengantongi dana US$ 2,5 miliar dari penjualan obligasi dollar (global bonds) bertenor 10 tahun dan 30 tahun. Ini merupakan penjualan global bond yang kedua di tahun 2012, pasca Indonesia meraih peringkat investment grade.
Kemarin, pemerintah berhasil menjual obligasi senilai US$ 2 miliar yang jatuh tempo pada Aril 2022. Yield utang tersebut 3,85%, atau lebih tinggi 184 basis poin dibanding surat utang AS dengan tenor yang sama.
Selain itu, pemerintah juga menjual surat utang senilai US$ 500 juta, yang bakal jatuh tempo pada 2042. Utang ini memberikan yield 4,95%, atau lebih besar 181 basis poin dibanding obligasi pemerintah AS.
Saat ini, pemerintah diuntungkan karena biaya pinjaman relatif mendekati level terendah dalam delapan bulan. CDS utang Indonesia bertenor lima tahun pun turun empat basis poin menjadi 167, kemarin. Pemerintah memang berencana menggelontorkan investasi US$ 53 miliar hingga 2020 mendatang, untuk membangun kereta api, bandara dan pelabuhan.
Chia Tse Chern, kepala manajer investasi di UOB Asset Management menyebut, ini adalah saat yang tepat untuk menerbitkan global bond, karena suku bunga global yang rendah, dan kuatnya permintaan untuk obligasi negara emerging market. "Permintaan akan kuat dari AS dan Eropa karena status invesment grade Indonesia," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News