Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - PT Jasa Marga Tbk (JSMR) akan fokus memuluskan rencana pembiayaan ekspansi tahun ini. Pasalnya, pembangunan sejumlah jalan tol memang membutuhkan dana besar.
Ada dua aksi korporasi yang menjadi fokus JSMR, yakni global bond dan project bond. "Untuk project bond saat ini sedang rating dan masuk OJK," kata Desi Arryani Direktur Utama JSMR usai paparan pers di Jakarta, Selasa (5/9).
Dalam project bond yang sedang dalam proses OJK, JSMR akan menawarkan tol JORR W2. Pengelola ruas ini adalah PT Marga Lingkar Jakarta. "Kami lagi koordinasi itu. Ini project bond adalah obligasi, bukan JSMR yang mengeluarkan, tapi proyeknya. Proyek yang kita pilih adalah JORR W2," ungkap Desi.
Pihaknya berharap, baik global bond maupun project bond dapat selesai tahun ini. Menurutnya, dalam pembangunan jalan tol merupakan proyek investment cost. Dalam awal mula operasional tol, margin akan cenderung negatif.
"Bisnis jalan tol, biasanya return hampir gak ada yang di bawah 10 tahun. Awal-awal operasi akan negatif dulu. Jadi kita butuh nafas panjang," tambahnya.
Sebagai catatan, sebelumnya JSMR juga menjajaki obligasi global berdenominasi rupiah dengan pinjaman sebesar dengan target US$ 200 juta-US$ 300 juta. Desi bilang, penerbitan obligasi ini menarik lantaran tingkat bunga yang menguntungkan dan nilai tukar rupiah yang stabil.
"Yang global bond sebelumnya belum pernah, karena rate currency risiko tinggi. Saat ini sedang penjajakan. Kami menargetkan tahun ini selesai," tuturnya.
JSMR telah menerbitkan KIK-EBA hingga oversubscribed 2,7 kali, JSMR akan menggunakan skema serupa tahun depan. Sehingga nanti akan ada KIK-EBA 01, KIK-EBA 02, dan seterusnya. Saat ditanya ruas tol mana lagi yang akan ditawarkan, JSMR masih senyap. "Masih Jawa, kalau luar Jawa tidak menarik," lanjutnya.
KIK-EBA atau Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset yang dikeluarkan JSMR memiliki nilai pokok Rp 1,85 triliun. Bunga yang dipatok yakni 8,4% per tahun yang akan dibayarkan setiap tiga bulan. Efek beragun ini bakal jatuh tempo pada 30 Agustus 2022.
Dalam sekuritisasi aset, JSMR menawarkan future incomes ruas Tol Jagorawi dengan potensi pendapatan Rp 700 miliar. Dalam hal ini, JSMR memberikan potensi future income sebesar Rp 400 miliar, dan selama lima tahun berkisar Rp 2 triliun.
Hingga semester I-2017, pengelola jalan tol pelat merah ini telah mengoperasikan 15 jalan tol dengan total 600 kilometer. Saat ini, JSMR tengah membangun 16 jalan tol baru. Sebanyak lima diantaranya telah beroperasi sebagian, sedangkan 11 lainnya dalam tahap pembebasan lahan dan konstruksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News