Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Prospek emiten poultry diprediksi membaik pada tahun ini. Ancaman kelebihan stok dan rugi kurs diprediksi tidak separah tahun lalu.
Salah satu emiten poultry, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) sudah menyiapkan strategi mengantisipasi kelebihan stok dan ancaman kerugian kurs. Emiten pakan ternak ini akan melakukan hedging dan buyback utang untuk mengurangi beban keuangan.
Pada tahun lalu, bila tak rugi kurs, laba bersih JPFA hampir mencapai Rp 1 triliun. Sementara kerugian akibat selisih kurs JPFA sudah mencapai Rp 437 miliar sehingga laba bersihnya tergerus tajam.
Oleh karena itu, selain efisiensi, JPFA tahun ini lebih fokus pada strategi buyback surat utang dalam bentuk dollar AS. Putut Djagiri, VP Corporate Finance JPFA, mengatakan, tahun ini perusahaan itu akan melanjutkan strategi pembelian surat utang untuk mengurangi tekanan nilai tukar.
Dengan stabilnya rupiah di level Rp 13.200 per dollar AS pada kuartal pertama, manajemen memprediksi bisa meraup untung kurs. "Mestinya kalau rupiah menguat, Maret ini ada untung kurs karena akhir tahun Rp 13.895 per dollar AS," ujar Putut, Senin (4/4).
Saat ini, JPFA memiliki pinjaman modal kerja berbentuk obligasi dollar AS senilai US$ 22 juta. Pada tahun ini, JPFA akan memangkas beban tersebut sehingga kinerja keuangan lebih sehat.
Saat ini JPFA memiliki surplus cash cukup besar dan bisa dipakai untuk buyback surat utang tersebut. Selain itu, mengantisipasi kelebihan pasokan anak ayam, JPFA tidak akan masif mengimpor day old chicks (DOC) dan lebih menempuh diversifikasi usaha.
JPFA akan mengembangkan aqua culture yang memproduksi ikan dan udang. Perusahaan ini juga akan mendiversifikasi bidang penggemukan dan peternakan sapi. Tahun ini, JPFA mengalokasikan belanja modal setara tahun lalu, yakni Rp 700 miliar.
Sebagian besar dipakai untuk proyek hilirisasi, seperti membangun rumah potong. Capex juga akan digunakan untuk industri feed mill, breeding dan bisnis peternakan ikan dan sapi.
"Senilai Rp 200 miliar untuk feed mill, Rp 150 milir untuk breeding dan Rp 200 miliar untuk membangun rumah potong," ujar Bambang Budi Hendarto, Wakil Direktur Utama JPFA.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News