kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jika pemulihan ekonomi sesuai harapan, imbal hasil reksadana saham tahun ini bisa 15%


Selasa, 15 Juni 2021 / 19:22 WIB
Jika pemulihan ekonomi sesuai harapan, imbal hasil reksadana saham tahun ini bisa 15%
ILUSTRASI. Return, dana kelolaan, dan unit penyertaan reksadana saham turun pada bulan lalu.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Reksadana saham masih belum mampu menunjukkan taringnya. Hal ini bisa dilihat dari kinerjanya yang tercermin dari Infovesta 90 Equity Fund Index yang justru turun 7,05% hingga akhir Mei kemarin.

Tak hanya itu, sepanjang bulan Mei dana kelolaan reksadana saham juga melorot. Merujuk data Infovesta Utama, dana kelolaan atawa asset under management (AUM) reksadana saham pada Mei sebesar Rp 121,51 triliun atau menyusut 1,22% secara bulanan, serta diiringi dengan penurunan unit penyertaan sebesar 0,6%. 

Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management Reza Fahmi mengungkapkan, penurunan AUM reksadana saham pada Mei kemarin seiring terjadinya kekhawatiran di pasar sehingga membuat beberapa investor melakukan redemption. "Pada bulan lalu, pasar diselimuti kekhawatiran bahwa The Fed akan melakukan tapering lebih cepat dari perkiraan. Hal ini pada akhirnya membebani kondisi pasar saham," kata Reza ketika dihubungi Kontan.co.id, Selasa (15/6).

Walau demikian, Reza menyebut hal tersebut hanya bersifat sementara. Dia optimistis reksadana saham masih memiliki prospek yang menarik seiring dengan proses pemulihan ekonomi. Bahkan, belakangan kondisi pasar saham juga tengah diselimuti tren positif.

Baca Juga: PPKM diperpanjang, pelemahan IHSG terbatas

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang Juni relatif membaik dan berhasil kembali menembus level 6.000. Jika dihitung sejak akhir Mei, IHSG tercatat berhasil menguat 2,38%.

Reza melihat, kenaikan IHSG beberapa waktu terakhir ditopang oleh kenaikan harga komoditas. Dia meyakini kenaikan harga komoditas juga masih akan jadi salah satu katalis positif penopang kenaikan IHSG.

Selain itu, sentimen-sentimen seperti aliran dana investor asing yang masuk lewat sovereign wealth fund, stabilitas nilai tukar rupiah, hingga eksekusi melantainya perusahaan besar seperti GoTo juga turut mengangkat kinerja saham dan reksadana saham.

Baca Juga: Dana kelolaan industri reksadana menyusut Rp 32,32 triliun pada Mei 2021

"Guna mengoptimalkan kinerja reksadana saham di HPAM, kami akan memilih saham-saham yang berfundamental baik tentunya. Sektor pilihan kami adalah banking, trade and service, teknologi, dan komoditas," imbuh Reza.

Reza optimistis pada akhir tahun nanti IHSG akan berada di kisaran 6.700. Oleh karena itu, dia meyakini reksadana saham pada tahun ini bisa menawarkan imbal hasil 13%-15%.

Baca Juga: Kinerja reksadana saham diproyeksikan baru bersinar pada kuartal keempat 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×