kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   -25.000   -1,30%
  • USD/IDR 16.295   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Jika jadi IPO, big tech bakal mengubah peta pembobotan market cap


Kamis, 15 Juli 2021 / 22:21 WIB
Jika jadi IPO, big tech bakal mengubah peta pembobotan market cap
ILUSTRASI. Logo Bukalapak. REUTERS/Willy Kurniawan


Reporter: Dityasa H. Forddanta | Editor: Tendi Mahadi

Kemudian, J&T bakal memiliki bobot 2,14% atau setara US$ 2,22 miliar, satu tingkat di bawah PT Merdeka Copper Gold (MDKA) di posisi kesebelas dengan bobot 2,61%.

Bukalapak tepat berada di posisi ke-20 dengan bobot US$ 1,42 miliar atau setara 1,37%. Posisi ini di bawah PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang memiliki bobot 1,37%.

Saham seperti PT DCI Indonesia Tbk (DCII) tidak masuk dalam jajaran tersebut. Sebab, perhitungan bobot itu sudah menggunakan asumsi rumus pembobotan market cap yang baru.

Big tech memang belum mampu mengungguli PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan beberapa emiten lain yang masih memiliki bobot terbesar. Tapi, perusahaan-perusahaan ini rata-rata berusia minimal 30 tahun hingga akhirnya listing dan berkembang menjadi big caps.

"Sedang big tech, seperti Bukalapak, hanya butuh sekitar sepuluh tahun," tandas Pandu.

Selanjutnya: IHSG menguat 1,13% pada Kamis (15/7), net buy asing mencapai Rp 555 miliar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×