kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   -2.000   -0,11%
  • USD/IDR 16.217   15,00   0,09%
  • IDX 7.898   -32,88   -0,41%
  • KOMPAS100 1.110   -7,94   -0,71%
  • LQ45 821   -5,85   -0,71%
  • ISSI 266   -0,63   -0,24%
  • IDX30 424   -3,04   -0,71%
  • IDXHIDIV20 487   -3,38   -0,69%
  • IDX80 123   -1,10   -0,89%
  • IDXV30 126   -1,56   -1,22%
  • IDXQ30 137   -1,32   -0,96%

Jika Hillary menang, harga minyak akan naik


Selasa, 08 November 2016 / 22:41 WIB


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Pasar komoditas sepertinya cukup berpihak pada kubu Hillary Clinton dalam pemilihan Presiden Amerika Serikat. Kemenangan mantan Menlu AS tersebut diprediksi bakal mengkerek harga minyak. Meski besok juga akan dirilis data cadangan AS, tetapi itu dinilai tak terlalu berpengaruh.

“Besok (9/11) juga akan dirilis cadangan energi AS. Kalau ternyata hasilnya jelek atau mengalami peningkatan, itu masih bisa terbantu dengan dukungan kemenangan Hillary. Kemenangan tersebut akan melambungkan harga,” papar Nizar Hilmy, Research & Analyst Soe Gee Futures kepada KONTAN, Selasa (8/11).

Minyak berpotensi bangkit dari keterpurukan karena kenyakinan pasar pemilu AS akan membawa pengaruh kestabilan pasar jika Hillary yang terpilih. Sedangkan menurutnya kalau Trump akhirnya menang, sikap kontroversial dan ketidakpastian kandidat asal partai Republik itu akan membuat harga minyak kembali terpuruk.

Sementara itu Deddy Yusuf Siregar, Research & Analyst Asia Tradepoin Futures menyebut pemulihan harga minyak tak semata-mata bisa didorong dari hasil pemilu AS. Menurutnya kalaupun sesuai ekspentasi pasar Clinton yang menang, pulihnya harga minyak baru terwujud setelah pertemuan OPEC.

Pertarungan Donald Trump dan Hillary Clinton dianggap telah menciptakan dua skenario terkait nasib suku bunga. Ketika Trump yang terpilih rencana The Fed untuk mengkerek suku bunga di bulan Desember akan ditinjau ulang, tetapi sebaliknya kalau Clinton yang terpilih rencana itu bakal langsung dieksekusi yang memang sudah dinanti pasar. Baginya tanpa kepastian pemangkasan produksi, minyak berpotensi bearish.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×