Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Membaiknya kondisi ekonomi di kawasan Uni Eropa tak mampu menahan laju penguatan dollar AS terhadap euro. Mengutip Bloomberg, Selasa (11/7), pasangan mata uang EUR/USD turun tipis 0,03% ke level 1,1396.
Alwi Assegaf, Resarch and Analyst PT Global Kapital Investama menilai, pelemahan euro terhadap dollar AS terjadi karena sajian data ekonomi negeri Paman Sam yang membaik pekan lalu. Meski tingkat pengangguran naik dari 4,3% menjadi 4,4%, tetapi data sektor tenaga kerja masih dipandang positif oleh pasar.
“Data non farm payroll tumbuh jauh di atas ekspektasi yaitu dari 152.000 menjadi 222.000,” kata Alwi, Selasa (11/7).
Menurutnya, hasil yang positif tersebut semakin meningkatkan harapan The Fed akan kembali menaikkan suku bunga acuan. Apabila testimoni yang akan disampaikan Janet Yellen kembali memberikan sentimen bernada hawkish terhadap rencana kenaikan suku bunga di bulan Desember, posisi greenback akan semakin melambung.
Lanjut Alwi, pelemahan euro saat ini memang wajar terjadi karena mata uang negara-negara Uni Eropa itu telah menguat cukup signifikan beberapa waktu lalu. Pasar sekarang lebih menanti realisasi penyataan Gubernur Bank Sentral Eropa(ECB) Mario Draghi mengenai rencana penarikan stimulus.
“Kalau besok kemungkinan dengan data retail AS yang diperkirakan positif, pasar masih berspekulasi dollar AS akan menguat dan euro mengalami koreksi,” prediksinya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News