kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jelang pertemuan OPEC, minyak kembali menguat


Kamis, 08 Desember 2016 / 21:48 WIB
Jelang pertemuan OPEC, minyak kembali menguat


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Menjelang pertemuan Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) pada 10 Desember 2016 untuk menegaskan rencana pemangkasan produksi, kondisi harga minyak mulai kembali pulih. Setelah minyak kemarin sempat melemah ke level US$ 49,77 per barel, kini harga minyak kembali naik.

Mengutip Bloomberg, Kamis (8/12) pukul 18.03 WIB harga minyak WTI kontrak pengiriman Januari 2017 di New York Mercantile Exchange menguat 1,04% ke level US$ 49,76 per barel dibanding hari sehari sebelumnya. 

Nizar Hilmy, PT Soogee Futures mengatakan, penguatan harga minyak tersebut terjadi karena rilis data cadangan minyak Amerika Serikat (AS) yang menurun. Di bulan November terjadi penurunan cadangan minyak AS hingga 2,4 juta barel. Jika dibandingkan kondisi bulan Oktober kekurangan cadangan minyak mentah hanya mencapai 0,9 juta barel saja.

Di lain pihak Deddy Yusuf Siregar, Analis PT Asia Tradepoin Futures lebih melihat harga minyak sedang berkonsolidasi menjelang pertemuan OPEC. Kalau hasil pertemuan tersebut cenderung positif, minyak berpotensi untuk menguat. Sebaliknya kalau negatif bisa menyebabkan pelemahan harga. “Harga untuk saat ini cenderung konsolidasi karena pelaku pasar masih menanti pertemuan OPEC,” tutupnya.

Adapun untuk permintaan global tampak minyak mentah mulai mengalami peningkatan. Impor China sudah berhasil bangkit hingga dari titik terendahnya selama 9 bulan terakhir. Selama bulan November impor minyak mentah mengalami peningkatan dari 6,87 juta barel per hari menjadi 7,97 juta barel per hari.

“Naiknya permintaan China ini memang wajar terjadi menjelang liburan imlek dan liburan musim semi,” papar Deddy Yusuf Siregar, Analis PT Asia Tradepoin Futures kepada Kontan, Kamis (8/12).

Sayang kenaikan permintaan ini dianggap belum berpengaruh banyak untuk mengembalikan pamor minyak. Bertambahnya permintaan hanya tak cukup signifikan untuk mengembalikan harga pada harga tertingginya sepanjang tahun ini di level US$ 53.42 per barrel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×