Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
Namun, ada pula emiten yang tetap berpegang pada target kinerja awal, salah satunya adalah PT Vale Indonesia Tbk (INCO). Director Finance & Control Vale Indonesia Adi Susatio menegaskan, operasional INCO masih berjalan normal sejauh ini dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Sehingga, saat ini belum ada perubahan terkait target produksi nikel, yakni masih di 71.000 ton.
Baca Juga: IHSG melesat 1,98%, pelonggaran PSBB menjadi katalis positif
Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama menilai, sejauh ini revisi target kinerja dan capex yang dilakukan emiten dinilai cukup masuk akal. Sebab, faktor permintaan (demand) pada semester pertama tahun ini memang masih berada di luar ekspektasi.
“Sejauh ini mayoritas emiten lebih fokus ke efisiensi dibandingkan ekspansi yang masif, hal tersebut dinilai cukup rasional,” ujar Okie saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (2/6).
Terkait INCO yang tidak merevisi target bisnisnya, Okie menilai hal ini sehubungan dengan harga komoditas nikel yang sudah mulai pulih sejak penurunan yang cukup signifikan pada tengah tahun 2019.
Baca Juga: IHSG menghijau sepekan, seluruh jenis reksadana ikut naik
Hal ini seiring dengan tren dari harga komoditas dimana pada semester II-2020 ini diharapkan adanya kenaikan dari sisi permintaan. Hemat Okie, langkah INCO untuk menyesuaikan permintaan dinilai cukup tepat.